Ma'ruf Amin Minta OVO Bantu Pemerintah Bangun UKM dan Ekonomi Syariah

5 Desember 2019 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertolak ke Bali untuk kunjungan kerja, Jumat (29/11).
 Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertolak ke Bali untuk kunjungan kerja, Jumat (29/11). Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima kunjungan Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra. Dalam pertemuan tertutup itu, Ma'ruf meminta fintech seperti OVO membantu pemerintah meningkatkan kinerja UKM, ekonomi kerakyatan, dan ekonomi syariah.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama, bagaimana perusahaan dan teknologi pembayaran elektronik seperti OVO itu bisa membantu seperti seputar UKM dan ekonomi kerakyatan. (Lalu) juga untuk mendorong perekonomian umat, khususnya ekonomi syariah," kata Karaniya di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (5/12).
Kepada Ma'ruf Amin, Karaniya juga melaporkan soal potensi perkembangan sukuk dan reksa dana syariah yang meningkat seiring pemanfaatan teknologi.
"Salah satu contoh yang saya sampaikan bahwa kalau kita lihat industri reksa dana itu dalam 4 tahun tumbuh 600 persen. Padahal sebelumnya tumbuh kecil sekali. Itu karena didorong oleh adanya pemanfaatan dari teknologi," kata Karaniya.
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra. Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Karaniya melaporkan dalam rangka peningkatan ekonomi tersebut, saat ini OVO bekerja sama dengan Bareksa memiliki program reksa dana. Pihaknya dalam waktu dekat juga akan berkonsultasi dengan BI dan OJK terkait potensi investasi secara online.
ADVERTISEMENT
"Sekarang sudah, jadi OVO kan juga memiliki strategi partner salah satunya dengan reksa dana, SBN, itu dengan Bareksa, dan kami juga sedang berkonsultasi dengan Bank Indonesia, dengan OJK bagaimana melakukan sinergi antara online investing dengan eMoney," kata Karaniya.
Selain reksa dana, OVO dengan Bareksa ikut mengelola dana SBN. Jumlah uang yang kini dikelola berjumlah Rp 2 triliun dan jumlahnya terus mengalami peningkatan.
"Kita bisa melihat ini angka yang dibanding dengan industri lain tapi sebetulnya di industri investment, angka ini angka yang sudah dikelola oleh aset manager di level menengah. Jadi sudah enggak bisa dibilang lagi kecil," kata dia.