Ma'ruf Amin Sebut Dampak Pandemi ke Industri Syariah Tak Separah Ekonomi Global

26 November 2020 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat menyampaikan keynote speech secara daring dalam Rakornas FKUB. Foto: KIP/Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat menyampaikan keynote speech secara daring dalam Rakornas FKUB. Foto: KIP/Setwapres
ADVERTISEMENT
Ekonomi global terdampak signifikan karena pandemi COVID-19. Bank Dunia meramal pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini minus 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan, perlambatan ekonomi global lebih parah dibanding ekonomi syariah. Menurut catatannya, pada tahun ini ekonomi syariah dunia tak separah ekonomi global.
"Pertumbuhan ekonomi dunia kontraksi 5,2 persen sedangkan ekonomi islam global minus 2,5 persen," kata Ma'ruf saat sambutan Webinar Indonesia Islamic Festival 2020, Kamis (26/11).
Ma’ruf Amin mengatakan, bahwa dampak perlambatan ekonomi saat ini semakin berat bila dibandingkan dengan krisis yang sebelumnya terjadi karena daya beli masyarakat telah menurun.
"Sehingga perlambatan ekonomi tidak bisa dihindari. Inilah yang mengakibatkan terjadi krisis di sektor riil,” katanya.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Oleh karena itu, kata Ma'ruf Amin, sejumlah upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, antara lain melakukan refocusing dan realokasi APBN tahun 2020. Salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Pemerintah, kata Ma'ruf Amin, juga berupaya agar pandemi Covid-19 tidak menimbulkan dampak krisis ganda di bidang ekonomi, karena akan memerlukan waktu lama untuk pemulihan.
Krisis ganda di bidang ekonomi yang dimaksud adalah krisis yang menerpa sektor riil dan finansial.
"Pemerintah berupaya keras untuk mencegah krisis di sektor riil ini agar tidak menjalar menjadi krisis di sektor finansial," katanya.