Ma'ruf Curhat Pertumbuhan Ekonomi Nasional Lambat di Rapimnas Kadin

29 November 2019 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wapres Ma’ruf Amin resmi membuka Rapimnas Kadin di Hotel Westin, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (29/11). Dalam sambutannya, Ma'ruf curhat mengenai pertumbuhan ekonomi yang cenderung lambat.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf menjelaskan faktor ekonomi melambat mulai dari kualitas manusia Indonesia, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, hingga perubahan teknologi.
“Pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang cukup besar. Di antaranya laju perekonomian nasional yang cenderung melambat sebagai akibat ketidakpastian kondisi perekonomian global, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berkepanjangan serta risiko geopolitik, kualitas SDM yang masih rendah,” kata Ma’ruf dalam sambutannya.
Wakil Presiden Ma’aruf Amin membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Westin, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (29/11). Foto: Denita br Matondang/kumparan
Ma'ruf yang mengutip data Bank Dunia mengatakan pendapatan per kapita Indonesia masuk dalam kategori kelas rendah dan menengah. Indonesia pun kalah jauh dibandingkan pendapatan per kapita Jepang, Korea, dan Singapura.
“Menurut data Bank Dunia, World Bank, Indeks Modal Manusia, indikator kapasitas dan kualitas SDM sebuah negara dalam membangun ekonomi, Indonesia termasuk dalam kelompok pendapatan rendah menegah dan tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Korea, dan Jepang. Angka kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran masih termasuk dalam kategori tinggi dan harus diturunkan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ma'ruf juga menyebut Indonesia masih tergantung dengan impor. Dia berharap Kadin dapat mengambil langkah atas situasi ini.
“Struktur perekonomian Indonesia masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap impor. Angka ekspor harus ditingkatkan untuk memperkecil defisit neraca perdagangan dan perekonomian juga semakin membaik,” pungkasnya.