news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Masa Pandemi Bikin Perkantoran Jakarta Kian Sepi, Harga Sewa Gedung Menurun

17 September 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung perkantoran di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung perkantoran di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 berdampak cukup signifikan terhadap industri properti. Menurut Director Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus, sepanjang semester I 2020 tingkat vacancy atau kekosongan ruang di gedung perkantoran wilayah CBD di Jakarta berada di kisaran 25 persen.
ADVERTISEMENT
"Tingkat vacancy boleh dibilang saat ini mengalami perubahan yang berarti. Sementara kalau kita hitung penyerapan semester I itu totalnya hanya 38.500 meter persegi. Dibandingkan periode yang sama itu turun sekitar 58 persen," kata Anton dalan Savills Media Briefing, Kamis (17/9).
Jika dilihat berdasarkan kategori, perkantoran yang paling banyak mengalami kenaikan kekosongan adalah gedung grade A. Sebab dari sisi pasokannya, grade A memang paling banyak terjadi pembangunan gedung baru.
Sementara dari sisi lokasi, pasokan paling banyak untuk ruang perkantoran tercatat di daerah Sudirman dan Kuningan. "Dua lokasi ini presentasenya 70 persen. Mendominasi di daerah CBD," ujar Anton.
Anton memprediksi tekanan terhadap sektor perkantoran di CBD akibat Covid-19 akan terjadi hingga akhir tahun 2020. Sepanjang tahun ini, diperkirakan penyerapan ruang kantor masih akan minim, di kisaran 30-35 persen. Sementara tingkat vacancy justru akan semakin meningkat hingga kisaran 27 persen.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi tersebut, Anton memperkirakan harga sewa ruang kantor juga akan tertekan. Di sisi lain kondisi ini akan menguntungkan bagi penyewa baru sebab biasanya landlord atau pemilik gedung akan memberikan diskon cukup besar.
"Buat penyewa existing bisa melakukan nego ulang agar mendapatkan diskon besar. Kondisi seperti ini perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk melakukan nego harga sewa," ujarnya.
Suasana gedung perkantoran di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Sedangkan untuk daerah non CBD, penyerapan ruang kantor semester I turun sekitar 20 persen. Sedangkan tingkat hunian naik di kisaran 27 persen. Jika dilihat dari sisi lokasi, gedung-gedung di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat memiliki tingkat vacancy yang tinggi.
Anton memperkirakan sektor perkantoran di non CBD kondisinya juga kurang lebih sama seperti di daerah CBD, yaitu memiliki pasokan yang berlebih. Ada sekitar 500.000 meter persegi ruang perkantoran baru yang akan masuk ke pasar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan tingkat vacancy diperkirakan naik di kisaran 28 persen, sedikit lebih tinggi dari CBD.
"Sama halnya dengan daerah di perkantoran di CBD kita melihat bahwa proyeksi harga sewa juga akan mengalami tekanan sampai dengan akhir tahun ini di mana kembali lagi hal ini bisa memberikan keuntungan bagi para penyewa untuk melakukan negosiasi ulang harganya," katanya.