news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Masalah Keuangan Karyawan: Euforia Gaji Pertama hingga Tak Ada Modal Pas Pensiun

4 Mei 2021 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menerima gaji. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menerima gaji. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Permasalahan keuangan yang dihadapi karyawan berbeda pada setiap masa kerjanya. Cara mengatasinya juga berbeda sesuai dengan kondisi yang dialami di setiap fasenya.
ADVERTISEMENT
Financial Trainer QM Financial, FDV Wulansari, mengungkapkan setidaknya ada 3 fase karier karyawan yaitu recruit atau masa awal bergabung, retain atau sudah lebih 3 tahun bekerja hingga mapan, dan retreat atau persiapan pensiun.
Wulan mengatakan, untuk fase awal masalah umumnya dimulai dari banyak karyawan yang tidak paham benefit yang diberikan perusahaan. Ia mencontohkan ada perusahaan yang menawarkan gaji karyawan dipotong sekian persen untuk diinvestasikan, tetapi ditolak.
“Terus juga euforia karyawan gaji pertama, ini jadi nyicil-nyicil mulu habis saja gajinya. Terus mulai ngerasa kurang mulu karena gaya hidup atau jadinya terlibat utang konsumtif,” kata Wulan saat webinar yang digelar QM Financial, Selasa (5/4).
Ilustrasi Uang Rupiah. Foto: Getty Images
Untuk mengatasi permasalahan di fase tersebut, Wulan menjelaskan karyawan harus mulai belajar konsep rencana keuangan dasar, mengatur cashflow, mengelola utang, hingga belajar membuat tujuan finansial.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya di fase retain, Wulan berpendapat fase tersebut mulai berbeda karena karyawan sudah mulai promosi dan naik gaji yang membuatnya mapan. Masalahnya tentu berbeda lagi dengan yang masih awal.
“Nah ini ternyata masalahnya jadi berbeda. Ini enggak optimal manfaatin kenaikan gaji, ya kan jadi gajinya naik tapi enggak tahu ngelolanya. Jadinya habis untuk keperluan konsumtif atau kalau ditabung ya di tabungan doang enggak diinvestasiin buat pensiun misalnya,” ujar Wulan.
Dalam permasalahan tersebut, Wulan membeberkan, langkah yang harus diambil karyawan adalah belajar menghitung tujuan finansial, belajar mengenal produk investasi dan asuransi, berlatih membuat plan keuangan, dan pelatihan tematik seperti untuk dana pendidikan dan rumah.
“Fase terakhir retreat atau masa pensiun. Di sini beda lagi challenge-nya, di sini karyawan mulai khawatir, enggak siap pensiun. Jangan-jangan juga bingung pensiun itu bagaimana, terus enggak punya aset aktif atau modal pas masa pensiun,” ungkap Wulan.
ADVERTISEMENT
“Ngandalinnya anak sebagai sumber penghasilan, itu kan enggak boleh gitu harusnya. Atau enggak tahu mau ngapain pas pensiun kayak post power syndrome,” tambahnya.
Wulan menuturkan, sebelum masa pensiun harus menyiapkan aset aktif hingga harus bisa mengelola keuangan. Kalau mau merintis bisnis, maka harus mengikuti pelatihan yang diperlukan.