Masih Pandemi, SKK Migas Proyeksikan Lifting Migas Tahun Depan Belum Bergairah

27 Mei 2021 18:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan lifting minyak dan gas nasional tahun depan masih belum bergairah. Hal ini terlihat dari asumsi lifting yang dipasang 1,73 juta barel minyak ekuivalen per hari (MBOEPD).
ADVERTISEMENT
Sebenarnya asumsi ini lebih tinggi sedikit dari target APBN 2021 yaitu 1,71 MBOEPD. Hanya saja, jika dirinci ada penurunan proyek produksi pada minyak mentah dari tahun ini 705 ribu barel per hari (BOPD) menjadi 704 BOPD.
Sementara proyeksi produksi gas bumi tahun depan lebih tinggi sedikit dibandingkan target APBN 2021 dari 1.007 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Meski begitu, Dwi mengatakan tetap optimistis produksi tahun depan paling tidak bisa menahan laju penurunan (decline).
"Semangatnya masih sama, yaitu semangat kerja keras, semangat upaya tidak lagi decline," kata kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (27/5).
Untuk bisa mengejar target tersebut, SKK Migas memasang ambisi harus ada pengeboran lebih dari 700 sumur tahun depan atau naik 14 persen dibandingkan tahun ini. Begitu pun workover naik 18 persen dari 615 menjadi lebih dari 725, dan well services naik 2,2 persen dari 26.431 menjadi 27.000.
ADVERTISEMENT
"Peningkatan program kerja tahun 2022 ini sesuai atau melebihi asumsi target LTP (long term plan) yaitu mengejar produksi 1 juta barel (pada 2030)," ujarnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
Beberapa strategi yang dipasang adalah mempercepat persetujuan proposal insentif, berbagai stimulus untuk meningkatkan investasi, dan proses transisi Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) harus berjalan mulus.
Sementara itu, dari sisi penerimaan negara, SKK Migas menargetkan USD 9,7 miliar pada 2022. Target ini sedikit lebih rendah dari proyeksi penerimaan negara pada tahun ini sebesar USD 9,8 miliar, namun lebih tinggi jika dibandingkan dalam APBN 2021, USD 7,2 miliar.
"Di 2022 ini, karena kelihatan lifting belum banyak perubahan, ada asumsi tekanan-tekanan dengan asumsi di USD 60 per barel maka angka penerimaan negara USD 9,7 billion (miliar)," katanya.
ADVERTISEMENT