Maskapai Dilarang Terbang ke China, Bagaimana Nasib Tiket Penumpang?

5 Februari 2020 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia.  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Mulai hari ini, Rabu (5/2), tepatnya pukul 00:00 WIB dini hari tadi, pemerintah telah melarang maskapai yang ada di Indonesia terbang ke China. Begitu pun sebaliknya, tak ada akses bagi maskapai penerbangan dari China ke Indonesia, termasuk yang transit.
ADVERTISEMENT
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona asal China masuk ke Indonesia. Dengan aturan ini, maskapai yang terlanjur membuka jadwal terbang tak bisa membawa penumpangnya.
Lalu, bagaimana nasib tiket penumpang yang sudah dibeli?
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Irfan Setiaputra mengatakan akibat penutupan rute sementara dari dan ke China ini, penumpang bisa melakukan pengembalian (refund) tiket hingga pindah rute (re-route).
"Jadi kita bilang reschedule deh atau reroute, Ya kita omongin karena kan ini kan force majeur (darurat)," kata dia.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Terkait besaran refund hingga 100 persen, Irfan mengaku seharusnya ada kebijakan tersebut, tapi dirinya akan mengecek lagi. Sementara untuk pindah rute, kata dia, dibebaskan ke penumpang asal tidak melebihi rute yang sebelumnya dipesan.
ADVERTISEMENT
"Ada kebijakan nawarin, rasanya iya (bisa refund 100 persen). Kalau reroute terserah penumpang asal jangan minta ke London ya," jelasnya.
Irfan mengatakan, sejauh ini ada ribuan tiket penumpang yang terdampak akibat pelarangan ini. Tapi, menurut dia, Garuda Indonesia tidak mendapatkan komplain lantaran penumpang juga prihatin dengan kejadian mewabahnya virus ini.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku bakal mengadakan rapat dengan para maskapai nasional yang terdampak akibat penundaan sementara penerbangan ini, terutama nasib para penumpang.
Sementara untuk kompensasi kepada maskapai yang gagal berangkat, Budi Karya mengatakan itu menjadi risiko dalam bisnis penerbangan.
"Besok saya rapat dengan airline setelah itu baru ada satu hal yang konkrit pada dasarnya kita minta airlines kepada para konsumen," katanya.
ADVERTISEMENT