Maskapai Nyaris Kolaps, 2 BUMN Pengelola Bandara Ikut Oleng

8 Juni 2021 15:44 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Selasa (8/9), Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Selasa (8/9), Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Industri penerbangan saat ini berada pada titik nadir. Setahun pandemi COVID-19, industri penerbangan makin menderita. Beberapa maskapai penerbangan nasional telah mengumumkan kondisi yang makin kritis.
ADVERTISEMENT
Dua perusahaan pengelola bandara pelat merah, yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) ikut kena dampak. Keduanya pada 2020 mengalami kerugian masing-masing Rp 2,6 triliun dan Rp 2,4 triliun.
Mengutip laporan keuangan Angkasa Pura I, Selasa (8/6), sepanjang tahun 2020 pendapatan mereka turun drastis menjadi Rp 3,6 triliun dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp 8,6 triliun.
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali terpantau sepi saat larangan mudik. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Beban perusahaan lebih tinggi dibanding pendapatan, mencapai Rp 5,3 triliun. Penurunan kinerja ini akibat terbatasnya pergerakan penumpang selama pandemi.
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan pada 2020, trafik penumpang di 15 bandara Angkasa Pura I sebesar 31.847.842 penumpang, turun 61 persen dibanding trafik penumpang pada 2019 yang mencapai 81.948.866 penumpang.
ADVERTISEMENT
kumparan berupaya menghubungi VP Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan untuk menanyakan upaya perseroan di tengah kondisi kinerja maskapai yang semakin kritis. Namun pihaknya belum memberikan komentar hingga berita ini ditulis.
Sementara itu, VP Corporate Communication Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan saat ini perusahaan melakukan sejumlah efisiensi. Perusahaan juga mengeluarkan alokasi belanja modal untuk fokus pada keberlanjutan operasional.
“Kami juga melakukan capex disbursement di mana investasi yang dilakukan kami disburse kembali untuk fokus pada operasional yang mandatory,” katanya kepada kumparan, Selasa (8/6).