Mau Jadi Kota Hijau, Kawasan Hutan di IKN Sekarang Ternyata Baru 16 Persen

25 Maret 2024 19:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan dari spot yang bakal menjadi lokasi Istana Kepresidenan di IKN. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan dari spot yang bakal menjadi lokasi Istana Kepresidenan di IKN. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) mengungkapkan saat ini kawasan hutan di IKN Nusantara hanya 16 persen dari total seluruh wilayah. Hal ini disebabkan konversi hutan besar-besaran selama puluhan tahun.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Asnawati Safitri, mengungkapkan jika sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) IKN Nusantara, luas kawasan hutan targetnya mencapai 65 persen.
"Salah satu komitmen penting dalam membangun kota hutan adalah memastikan terdapat wilayah yang terlindungi sebagai tempat kita ingin mewujudkan kejayaan hutan tropis Kalimantan. Wilayah itu sudah disebutkan dalam rencana tata ruang IKN dalam luasan sekitar 65 persen dari seluruh wilayah," ujarnya saat media briefing virtual, Senin (25/3).
Myrna mengungkapkan kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung itu masih jauh dari kondisi ideal, karena terjadi konversi besar-besaran selama puluhan tahun sebelum pembangunan IKN.
Hutan tanaman industri di wilayah IKN Nusantara. Foto: Subhan Zainuri/kumparan
"Apakah untuk kepentingan pembangunan hutan tanaman industri yang bersifat monokultur, pembangunan perkebunan sawit, kegiatan petambangan dan berbagai kegaitan lain," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, untuk menjaga keanekaragaman hayati di IKN, OIKN akan segera meluncurkan Nusantara Biodiversity Management Master Plan atau rencana induk keanekaragaman hayati (Kehati) IKN Nusantara.
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto, menambahkan sebelum pembangunan IKN dimulai, ada beberapa ancaman terhadap keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
"Ada beberapa penyebabnya seperti illegal logging, kebakaran hutan, ilegal mining, encroachment, dan juga ekspansi dari palm oil dan hutan tanaman," jelasnya.
Menhan Prabowo Subianto meninjau progres Ibu Kota Nusantara (IKN) dari udara. Foto: Instagram/@prabowo
Pungky melanjutkan, kawasan hutan lindung IKN dialokasikan sekitar 65 persen atau setara 177 ribu hektare. Namun, saat ini kawasan yang tertutup hutan hanya 16 persen karena tingkat deforestasi yang tinggi sekitar 4.000 hektare per tahun.
"Kawasan lindung IKN itu sekitar 65 persen atau setara dengan 177 ribu hektare, itu saat ini yang tertutup hutan hanya 16 persen dan tingkat deforestasi cukup besar sekitar 4.000 hektare per tahun, ini sebelum ada IKN," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Nantinya, rencana pengembangan kawasan hutan di IKN sebesar 177 ribu hektare tersebut akan mencakup 40 ribu hutan sekunder, 55 ribu hektare berupa tanaman industri yang monokultur, 80 ribu hektare berupa agrikultur, perkebunan sawit, dan pertambangan, serta 2 ribu hektare kawasan mangrove primer.