Mau Kembangkan Perumahan? Cek Apa yang Perlu Disiapkan

28 Januari 2021 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon pembeli melihat satu perumahan yang ditawarkan dalam salah satu pameran properti di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Calon pembeli melihat satu perumahan yang ditawarkan dalam salah satu pameran properti di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Properti atau perumahan di Indonesia dianggap bakal terus dibutuhkan. Ketua Badan Perimbangan Organisasi Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia, Soelaeman Soemawinata, menganggap hal tersebut karena penduduk di Indonesia selalu bertambah.
ADVERTISEMENT
Soelaeman mengatakan, setidaknya pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah 1 persen atau 2,5 juta orang per tahun. Kebutuhan rumah juga diikuti kebutuhan fasilitasnya.
“Jadi dengan semakin bertambahnya penduduk Indonesia tentu kebutuhan rumah tidak akan pernah berhenti. Kebutuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, fasos juga akan bertambah. Kebutuhan infrastruktur tetap akan bertambah,” kata Soelaeman saat webinar yang digelar LPPI, Kamis (28/1).
Soelaeman mengakui ada perkembangan termasuk pola hidup di masyarakat. Sehingga para pengembang kawasan harus memperhatikan berbagai hal seperti tanah dan konsep pembangunannya. Soelaeman menyebutnya sebagai dimensi.
“Dimensinya adalah tanah. Kemudian tata ruang. Artinya kalau ada sebuah hamparan tanah kita harus memikirkan, mengkonsep, mendesain itu akan dijadikan seperti apa, termasuk di Indonesia,” ujar Soelaeman.
Petugas menjelaskan calon pembeli tentang salah satu perumahan yang ditawarkan dalam salah satu pameran properti di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Konsep yang dihadirkan harus memikirkan juga tata letak fasilitas seperti akses transportasi hingga pendidikan. Jangan sampai perumahan atau sebuah kawasan tidak mempertimbangkan fasilitas pendukungnya. Hal yang tidak kalah penting yang ketiga adalah investasi.
ADVERTISEMENT
“Konsep-konsep ini tentu tidak akan menjadi tiga dimensi kalau tidak ada investasi. Investasi adalah perwujudan dimensi ketiga di mana sebuah perencanaan sebuah kawasan yang terhampar itu menjadi sebuah kenyataan,” ungkap Soelaeman.
Selanjutnya adalah adanya kehidupan di kawasan yang dibangun. Soelaeman merasa keberadaan tanah dengan konsep bagus dan didukung investasi besar bisa tidak maksimal kalau tidak ada kehidupan masyarakat. Menurutnya hal itu malah bisa disebut kota kosong. Padahal, kata Soelaeman, properti juga harus mempunyai value.
“Kita sering melihatnya bahwa industri properti itu mempunyai 4 value,” tutur Soelaeman.
Nilai yang dimaksud adalah financial value added, social value added, enviromental value added, dan economic value added.