Mau Tingkatkan Ekspor Sarang Burung Walet, Mendag Ungkap Luhut Rayu Menlu China

14 Januari 2021 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung walet bertengger pada beberapa untai kabel di kawasan Pasar Jambi, Jambi. Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
zoom-in-whitePerbesar
Burung walet bertengger pada beberapa untai kabel di kawasan Pasar Jambi, Jambi. Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sarang burung walet bakal dijadikan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Hal ini merupakan keinginan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, yang belum lama menjabat.
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun sudah mulai bergerak mewujudkan hal itu. Ekspor sarang burung walet ini rupanya juga menjadi salah satu pembahasan dengan Menlu China Wang Yi yang berkunjung ke Indonesia pada 12-13 Januari 2021.
Sebagaimana diketahui, Menlu China Wang Yi diajak bersafari oleh Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan ke Danau Toba, Sumatera Utara. Sambil menikmati panorama alam di sana, Luhut melancarkan lobi-lobi investasi di sektor pariwisata hingga ekonomi nasional.
Sementara adanya pembahasan mengenai sarang burung walet, baru diungkapkan oleh Mendag Lutfi. Permintaan itu diutarakan oleh Wamendag Jerry Sambuaga yang ikut mendampingi Luhut.
"Kita tahu Menlu China baru daftar sebagai State Counsellor. Dilaporkan Pak Wamendag, ada banyak sekali wishlist Indonesia yang diberikan kepada beliau," ujar Lutfi dalam virtual launching Indonesia Store, Kamis (14/1).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Ismar Patrizki/ANTARA FOTO
"Saya ingin utarakan ada satu yang dimintakan oleh Pak Wamendag, yaitu komoditas burung walet. Ini adalah komoditas yang sangat menarik," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Lutfi mengaku telah melaporkan pada Presiden Jokowi. Ia optimistis komoditas ini mampu menjadi penopang pertumbuhan target RPJMN.
Sejauh ini, katanya lagi, Indonesia tercatat mengekspor 2.000 ton burung walet. Di mana 110 ton di antaranya dijual ke China, negara asal Menlu Wang Yi.
"Bisa dibayangkan dari 110 ton, satu kilonya nilainya Rp 25 juta rupiah. Harga tersebut kalau kita hitung 2.000 ton saja kali Rp 25 juta adalah Rp 500 triliun atau USD 3,5 juta," pungkasnya.
Sehingga posisi Menlu Wang Yi yang juga bakal menjadi penasihat negara, bakal memberi pengaruh dalam meningkatkan ekspor burung walet ini.