Mau Usaha Kulinermu Disuntik Dana Chef Arnold? Begini Caranya

24 Februari 2020 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GoFood, Digitaraya, Kopi Kenangan, dan Chef Arnold luncurkan program akselerasi Digitarasa, Senin (24/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
GoFood, Digitaraya, Kopi Kenangan, dan Chef Arnold luncurkan program akselerasi Digitarasa, Senin (24/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
GoFood, Kopi Kenangan, serta Digitaraya meluncurkan program bernama Digitarasa, Senin (24/2). Program ini bertujuan untuk menjaring UMKM yang bergerak di bisnis kuliner untuk diberi modal.
ADVERTISEMENT
Pendaftaran program yang dipimpin Chef Arnold Poernomo ini sudah dibuka sejak 24 Februari hingga 6 Maret 2020. Nantinya UMKM yang lolos seleksi pada 10 Maret, bakal mendapat kesempatan untuk mengikuti bootcamp selama tiga bulan.
Selain mendapat pelatihan mengenai dunia bisnis, para peserta juga bakal dijembatani dengan para investor yang tertarik dengan usaha kuliner.
Lantas apa saja syarat untuk mendaftar?
Chef Arnold mengatakan tidak ada target berapa UMKM yang ingin dimodali, selama cocok dengan model bisnis yang mereka cari dan memenuhi persyaratan.
Ilustrasi Kuliner Indonesia Foto: Shutterstock/Ariyani Tedjo
Syarat pertama, kata Arnold, bisnis tidak bergerak di bidang alkohol dan kopi. Di samping itu, ia mempersilakan mendaftar melalui website digitarasa.id.
“Alkohol kita enggak ingin memabukkan orang, itu ada aturannya sama seperti obat-obatan. Kalau kopi itu sudah terlalu banyak, after kopi apa,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, UMKM yang ikut tidak boleh memiliki lebih dari lima outlet. Hal ini karena target mereka adalah membantu mereka yang baru benar benar merintis usaha.
“Target ke semua UMKM yang ingin benar-benar maju, bisnis tersebut kurang dari 5 outlet,” tuturnya.
Kemudian, UMKM yang dipilih nantinya juga yang sudah memiliki visi serta konsep sendiri. Terbuka dengan teknologi serta memiliki produk yang siap dipasarkan.
“Bagaimana kita memilih? UMKM dengan produk siap jual. Bisnis mandiri bukan franchise, terbuka dengan pemanfaatan teknologi, serta memiliki kemasan praktis tentunya,” pungkasnya.