Melebihi Target, Realisasi TKDN Industri Hulu Migas Mencapai 63 Persen

18 Juli 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
SKK Migas mennyampaikan realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas telah mencapai 63,3 persen. Capaian tersebut lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2022 yakni sebesar 57 persen.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, kerja sama produktif antara pelaku usaha lokal dan nasional menjadi penunjang untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri serta meningkatkan capaian TKDN di industri hulu migas.
Selain itu Fatar juga menyebutkan bahwa nilai kontribusi migas terhadap industri lain pada periode 2020 hingga Juni 2022 mencapai Rp 174,53 triliun. Nilai kontrak tersebut jauh di atas nilai kontrak komoditas utama migas sendiri yakni, Rp 141,20 triliun.
“Total dari tahun 2020 sampai Juni 2022 itu Rp 174,53 triliun, kontribusi dari TKDN yang kita sudah mencapai 63 persen dari target 57 persen ini luar biasa,” ujar Fatar pada konferensi pers di Jakarta, Senin (18/7).
Selain itu, untuk keterlibatan UMKM dalam keseluruhan nilai total kontrak industri migas hingga Juni 2022 sudah mencapai Rp17,3 triliun atau sebesar 9,9 persen, dengan TKDN 100 persen.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada sektor perhotelan hingga Juni 2022 mencapai 5,9 triliun dengan TKDN 86 persen. Pada sektor transportasi untuk keseluruhan nilai total kontrak industri migas juga sudah mencapai 12 triliun dengan TKDN 79 Persen.
Sedangkan untuk sektor komoditas utama dan penunjang migas kontribusinya terhadap industri lain mencapai 141,2 triliun dengan TKDN 53 persen.
Adapun, pada sektor asuransi sendiri nilai TKDN masih di bawah angka 50 persen yakni 49 persen atau senilai Rp 74,3 miliar.
“Asuransi itu agak kecil 49 persen itu kontribusinya Rp 74,3 miliar ini karena asuransi di kita itu gak berani menanggung sendiri. Itu di asuransi dan asuransinya diasuransikan lagi, takut mungkin ya tapi gak apa masih belajar. Kalau financial kita kuat mudah-mudahan asuransi bisa 100 persen,” jelas Fatar.
ADVERTISEMENT