Melihat PT Timah Sulap Lahan Bekas Tambang Jadi Kampong Reklamasi Selinsing

11 Oktober 2021 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Kampong Reklamasi Selinsing di Desa Selinsing, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Kampong Reklamasi Selinsing di Desa Selinsing, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bumi Laskar Pelangi di Belitung Timur terkenal sebagai daerah penambang timah sejak masa kolonial Belanda. Aktivitas galian ini membuat lahan bolong-bolong yang banyak terlihat dari udara, ulah dari penambang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan mereka, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) yang juga memiliki izin menambang di sini, mengubah lahan pascatambang timah menjadi tempat wisata. Namanya Kampong Reklamasi Selinsing.
Kampong Reklamasi ini terletak di Dusun Selumbar, Desa Selinsing, Kecamatan Gantong, Belitung Timur. Luasnya mencapai 17,7 hektar.
Pengawas Kampong Reklamasi Selinsing dari Timah, Rahardian, mengatakan konsep reklamasi kali ini berbeda dari sebelumnya. Umumnya, perusahaan menghijaukan wilayah galian yang habis masa operasinya dengan menanam pohon seperti akasia yang memiliki banyak semut.
Akan tetapi, Timah memilih menyulapnya menjadi tempat rekreasi berbasis agrowisata. Di dalam lahan ini, ada banyak ditanami pepohonan cemara yang rindang, pohon buah-buahan seperti naga, jambu mete, hingga durian, dan tanaman hortikultura mulai dari jagung, terong, dan cabai.
Suasana di Kampong Reklamasi Selinsing di Desa Selinsing, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Orang tahunya reklamasi selama ini hanya nanam pohon akasia saja. Tapi undang-undang baru kita mengizinkan bentuk lain, jadi kita coba reklamasi jadi wisata," kata Rahardia di Kampong Reklamasi Selinsing, Belitung Timur, Senin (11/10).
ADVERTISEMENT
Dari 17,7 hektar luas lahan yang direklamasi, sebanyak 8 hektar berupa daratan dan sisanya void atau bekas lubang galian.
Karena itu, beberapa spot menarik diobjek wisata Kampong Reklamasi Selinsing ini ada fishing villa, parabolic shelter, dan dermaga danau buatan (eks Tambang timah).
Ada juga executive villa, pedestrian, light park, bumi perkemahan (bumper), kupi tumpa, replika kapal keruk, pencil signage, concrete keyboard, dan area peternakan sapi dan penangkaran ikan.
"Yang terbaru di sini, kita ada PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) 10 kWp on grid untuk penuhi kebutuhan listrik di area ini," ujarnya.
Suasana di Kampong Reklamasi Selinsing di Desa Selinsing, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Kolaborasi dengan BumDes, Jadi Pendapatan Desa

Rahardian menjelaskan, lahan timah di Selinsing berhenti beroperasi pada 2013 lalu. Setelah itu, direncanakan reklamasi. Namun, tidak terlalu optimal.
ADVERTISEMENT
Karena itu, pada 2017 mulai ditata ulang penghijauan di wilayah ini dengan konsep agrowisata. Barulah pada 2020, Kampong Reklamasi Selinsing ini diresmikan.
Dia menyebut, untuk menyulap area ini menjadi tempat wisata, dana yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 5 miliar secara bertahap.
"Izin lingkungan sudah didapat. Saat ini kami masih urus izin untuk tempat wisata," katanya.
Timah juga berkolaborasi dengan BumDes Selinsing untuk mengelola area ini. Ketua BumDes Diki Afriansyah mengatakan diubahnya lahan pascatambang menjadi tempat wisata agrowisata ini, bisa menguntungkan penduduk sekitar. Sebab ada ekonomi yang berjalan.
"Misalnya di sini ada peternakan sapi yang awalnya 10 ekor, sekarang sudah jadi 14 ekor. Cabai ada 600 batang yang hasil panenya mencapai 100 kilogram," ujar dia.
Suasana di Kampong Reklamasi Selinsing di Desa Selinsing, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tiket Masuk Hanya Rp 2.000
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Selinsing, Harianto, mengatakan jika izin wisata sudah didapatkan, Kampong Reklamasi Selinsing akan dibuka untuk publik. Dia berjanji, tiket yang dijual akan ramah di kantong.
"Jadi nanti mungkin hanya Rp 2.000 atau bisa di bawah itu," katanya.
Dia mengapresiasi Timah yang berhasil mengubah lahan pascatambang ini dari yang tadinya pasir putih di daratan, menjadi area hijau yang bisa mendatangkan wisatawan.
Jika izin wisata sudah dikantongi, nantinya hasil komersialisasi Kampong Reklamasi Selinsing dari hasil penjualan tiket pengunjung akan menjadi pemasukan bagi Desa Selinsing.