Menaker: 29 Juta Tenaga Kerja Terdampak Pandemi Corona

15 Maret 2021 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah buruh pabrik di Jalan Industri. Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah buruh pabrik di Jalan Industri. Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang merebak selama lebih dari satu tahun, telah memberi dampak terhadap perekonomian puluhan juta penduduk usia kerja.
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengungkapkan setidaknya jumlah tenaga kerja yang terpukul akibat wabah corona ini setidaknya mencapai hampir 30 juta orang.
"Pandemi ini dampaknya sudah sangat luar biasa, terutama di sektor ketenagakerjaan. Data BPS terdapat 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak pandemi," jelas Ida dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI terkait evaluasi penanggulangan pandemi COVID-19, Senin (15/3).
Ida Fauziyah merinci, dari jumlah tersebut sebanyak 2,56 juta pekerja menjadi pengangguran akibat pandemi COVID-19. Selanjutnya sebanyak 760.000 orang bukan angkatan kerja juga turut terdampak.
Selain itu, sebanyak 1,77 juta orang terpaksa tidak bekerja untuk sementara akibat berbagai pembatasan karena corona. Sisanya jumlah terbanyak, yakni 24,03 juta orang mesti bekerja dengan pengurangan jam kerja.
Pekerja menyelesaikan pembuatan masker 4-ply di Pabrik PT. Leuwijaya Utama Textile (Leuwitex), Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (24/10). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Kemnaker sendiri sepanjang kurun waktu tersebut telah mengeluarkan berbagai regulasi buat membendung lonjakan angka pengangguran. Ida mengeklaim, berbagai program pemulihan ekonomi nasional di klaster ketenagakerjaan yang sudah dikucurkan, telah melindungi lebih dari jumlah mereka yang terdampak.
ADVERTISEMENT
"Upaya dalam memitigasi dampak pandemi ini di sektor ketenagakerjaan, telah menyasar 32,5 juta orang. Ini melebihi jumlah tenaga kerja yang terdampak," pungkasnya.
Dengan rincian, sebanyak 12,26 juta orang dibantu lewat bantuan subsidi upah. Kemudian Kartu Prakerja sebanyak 5,6 juta orang, Bantuan Produktif Usaha Mikro untuk 12 juta orang, serta program padat karya di kementerian dan lembaga menyasar 2,6 juta orang.