Menaker: Kalau Tak Ada Corona, Pengangguran di RI Tahun Ini Sudah Turun

20 Mei 2020 17:31 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah di BBPLK Semarang, Selasa (26/11). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah di BBPLK Semarang, Selasa (26/11). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serangan virus corona berdampak besar ke sektor tenaga kerja di Indonesia. Menaker Ida Fauziah menganggap sebenarnya angka pengangguran di Indonesia sudah bisa ditekan.
ADVERTISEMENT
Ida mengatakan hal itu berdasarkan data pengangguran di bulan Februari tahun 2020 yang lebih rendah dibanding 2019. Namun, kondisi itu berubah karena dampak virus corona.
“Sebenarnya data per Februari ini kalau kita lihat angka pengangguran kita turun dibandingkan dengan tahun 2019. Di mana tahun 2019 pengangguran kita itu 7.050.000. Jadi sebenarnya kalau tak ada kondisi pandemi, angka pengangguran kita sudah kita bisa tekan,” kata Ida saat diskusi secara virtual, Rabu (20/5).
Ida membeberkan data statistik per Februari 2020 angka pengangguran adalah 6,88 juta. Sementara itu penduduk usia kerja di Indonesia saat ini ada 199,38 juta orang. Jumlah itu terdiri 137,91 juta merupakan angkatan kerja dan 61,47 juta orang bukan angkatan kerja.
ADVERTISEMENT
“Angkatan kerja tersebut terdiri dari penduduk yang bekerja sebanyak 131,03 juta orang atau 95,01 persen dan pengangguran terbuka sebanyak 6,88 juta orang atau sekitar 4,99 persen,” ujar Ida.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (kedua kanan) berbincang dengan peserta pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang, Jawa Barat, Sabtu (2/5). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Meski begitu, Ida mengakui masih ada tantangan lain karena penduduk yang bekerja dari sisi pendidikan adalah mayoritas lulusan SMP. Dari kondisi itu, Ida merasa kebanyakan penduduk yang bekerja masih didominasi pekerja kurang terampil.
“Jika dilihat dari status pekerjaan, pekerjaan utamanya pekerja di sektor informal masih mendominasi sebanyak 74,04 juta orang atau 56,50 persen dan sektor informal sebanyak 56,19 juta orang atau 43,50 persen,” ungkap Ida.