Mendag Agus Suparmanto Fokus ke Ekspor: Harga Pangan Sudah Stabil

24 Oktober 2019 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Suparmanto melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.  Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Agus Suparmanto melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Di hari pertamanya bekerja, Menteri Perdagangan yang baru, Agus Suparmanto banyak berbicara mengenai ekspor. Misalnya, tadi pagi usai mengikuti rapat sidang kabinet di Istana Negara, Agus menyinggung tentang ekspor Indonesia yang harus digenjot.
ADVERTISEMENT
Agus bilang, dengan ekspor yang digenjot, barang-barang produksi dalam negeri bisa banyak terjual. Keinginan tersebut, kata Agus, sejalan dengan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat tadi.
Lalu, saat melakukan konferensi pers di Kementerian Perdagangan siang tadi, lagi-lagi Agus menyinggung soal keingiannnya menggenjot ekspor Indonesia. Salah satu caranya adalah menyelesaikan perjanjian dagang Indonesia dengan negara-negara lain. Harapannya akses pasar untuk produk ekspor jadi lebih terbuka.
"Saya dapat arahan terutama ekspor-impor serta perjanjian luar negeri. Pada dasarnya kita akan selesaikan beberapa perjanjian bilateral termasuk internasional. Kita akan tinjau perjanjian mana yang benar-benar menguntungkan. Kita akan lihat produk mana yang bisa diekspor," kata Agus Suparmanto, Kamis (24/10).
Akan tetapi, Kementerian Perdagangan tak hanya mengurusi soal ekpsor semata. Menjaga stabilitas harga bahan pokok di dalam negeri juga merupakan tugas utama Kementerian Perdagangan. Agus beralasan, ia lebih fokus ke ekspor karena selama ini harga pangan Indonesia menurutnya sudah stabil.
ADVERTISEMENT
"Kalau mengenai harga pangan, beberapa tahun terakhir sudah stabil," ujar Agus Suparmanto.
Jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik, inflasi yang di dalamnya memuat juga harga pangan memang trennya rendah. Inflasi cenderung stabil di kisaran 3,5 persen.
Misalnya pada September 2019 BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,27 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dan 3,39 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang terjadi inflasi sebesar 0,12 persen (mtm) dan 3,49 persen (yoy).
Meski demikian, tiap tahun harga cabai, daging ayam, telur, bawang putih dan sebagainya masih naik turun. Fluktuasi tetap terjadi. Salah satu penyebabnya adalah panjangnya rantai pasokan. Memangkas rantai pasokan adalah tugas Kementerian Perdagangan.
ADVERTISEMENT