Mendag Ingin Indonesia Ekspor 120 Ribu Mobil per Tahun ke Australia

25 Februari 2021 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan mobil baru siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Deretan mobil baru siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ingin Indonesia bisa ekspor 120 ribu unit mobil ke Australia, sekitar 10 persen dari kebutuhan mobil baru di negara tersebut yang sebesar 1,2 juta unit per tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, Australia menjadi pasar yang menjanjikan karena cukup banyak mobil yang dibuat di Indonesia bisa laku di sana. Mulai dari Mitsubishi Expander, Toyota Innova, Toyota Fortuner, hingga Pajero.
"Target saya ingin setidaknya 10 persen dari kebutuhan konsumsi Australia yang jumlahnya 1,2 juta mobil per tahun itu bisa diisi mobil Indonesia," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (25/2).
Karena lisensi produksi mobil-mobil di Indonesia milik Jepang, Lutfi pun akan meminta perusahaan otomotif ke negeri Matahari Terbit itu agar mendapatkan alokasi ekspor ke Australia. Mulai dari merek Suzuki, Honda, Daihatsu, Toyota, Nissan, hingga Mitsubishi.
"Saya sedang akan pastikan kita akan dapat alokasi untuk ekspor tersebut dengan bicara ke mereka secara persuasif agar bisa penetrasi pasar market ke Australia (tahun ini)," terangnya.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Ismar Patrizki/ANTARA FOTO
Selain Australia, Lutfi juga membidik negara lain seperti di utara Afrika yang bisa berbahasa Prancis sebagai target tujuan negara ekspor mobil Indonesia di masa mendatang.
ADVERTISEMENT

Mewaspadai Sejumlah Negara Tujuan Ekspor yang Kasus Coronanya Tinggi

Lutfi mewaspadai sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia yang saat ini kasus coronanya masih tinggi dan penanganannya belum maksimal.
Kata dia, dari 20 negara tujuan ekspor Indonesia, ada beberapa yang masih mengkhawatirkan kasus coronanya sehingga bisa mempengaruhi penjualan barang ke sana.
"Beberapa yang dikhawatirkan penyelesaian COVID-19 masih kurang, pertama Bangladesh nomor 16, Pakistan nomor 11. Kita juga belum melihat secara komprehensif penyelesaian daripada COVID-19 di Filipina dan Thailand," katanya.
Meski begitu, di India yang kasusnya masih tinggi dan merupakan negara tujuan ekspor tertinggi untuk Indonesia sudah mulai baik penanganan wabahnya.