Mendag: Krisis Pangan dan Energi Jadi Penghambat Pertumbuhan Ekonomi

18 Mei 2022 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Kemendag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Kemendag RI
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global masih mengalami ketidakpastian disebabkan oleh krisis multidimensi. Hal itu dikatakan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat menghadiri Fortune Indonesia Summit 2022 secara daring, Rabu (18/5).
ADVERTISEMENT
"IMF pada April 2022 mengoreksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6 persen atau 0,8 persen lebih rendah daripada prediksi pada Januari," kata Mendag Lutfi.
Menurutnya, krisis pangan dan energi yang terjadi di dunia saat ini menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Bahkan, beberapa negara mengalami inflasi yang luar biasa.
"Krisis pangan dan energi global yang terjadi saat ini adalah salah satu penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi. Inflasi di beberapa negara bahkan tumbuh tak terkendali," kata dia.
Namun, kata dia, Indonesia patut bersyukur. Sebab beberapa indikator ekonomi Indonesia menunjukkan hal yang positif. Misalnya pada kuartal I 2022 ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,01 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Selain itu, inflasi Indonesia pada periode Januari-April 2022 menurutnya cukup rendah yakni 0,95 persen (mtm) dan 3,47 persen (yoy). "Kinerja neraca perdagangan juga pada tren yang surplus berkelanjutan selama 24 bulan berturut-turut," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Lutfi menjelaskan, surplus neraca perdagangan periode Januari-April 2022 tercatat mencapai USD 16,89 miliar, yang ditopang ekspor non migas mencapai USD 24,6 miliar.
"Di tengah berbagai tantangan dan kompleksitas perdagangan indonesia saat ini kita membutuhkan multi stakeholder platform yang dapat menyinergikan seluruh potensi Indonesia ke depan," pungkasnya.