Mendag: Pemerintah Harus Siap Beri Subsidi Lebih untuk Kedelai

30 Oktober 2022 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulkifli Hasan pada acara Rakernas Gaptindo 2022, Minggu (30/10).  Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulkifli Hasan pada acara Rakernas Gaptindo 2022, Minggu (30/10). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebutkan pemerintah harus siap berkomitmen untuk mengeluarkan subsidi lebih agar harga pasokan kedelai lebih terjangkau untuk konsumsi rakyat. Hal ini perlu dilakukan agar roda perekonomian Indonesia dapat berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Zulhas menegaskan bahwa subsidi sebesar Rp 1.000 per kg sangat tidak cukup untuk menutup biaya operasional impor kedelai. Ditambah lagi, pedagang tidak bisa meraup keuntungan jika subsidi pemerintah tidak ditambahkan.
“Pedagang tempe itu rakyat kita juga. Masalah keledai subsidi 1000 perak, nyusahin lagi. Oleh karena itu saya usul sama Pak Menko, Kabulog, Presiden, rakyat jangan dibuat susah. Pedagang tidak untung karena subsidi (terlalu kecil), ongkos ngurusnya menghilangkan selisih untung-nya,” kata Zulhas dalam Rakernas Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) di Bogor, Minggu (30/10).
Mendag bercerita pihak petani selalu menjadi pihak yang dirugikan dalam proses produksi, karena nilai subsidi yang tidak menutup biaya operasional dan impor. Contohnya adalah gabah, Mendag mengatakan bahwa harga beli pemerintah dengan harga beli pedagang swasta bisa sama atau hampir tidak ada selisihnya.
ADVERTISEMENT
“Ini harus dirubah, Bulog mestinya beli gabah misalnya, itu di harga Rp 6.000 boleh dibeli. Kemudian dijual dengan harga Rp 4.500. Pemerintah jualnya mahal, rakyat beli murah. Namanya juga subsidi,” tutur Mendag.
Karena itu, Mendag telah menyampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa nilai subsidi pemerintah untuk beberapa pasokan pangan, seperti kedelai misalnya, perlu ditambah. Ia menyampaikan Presiden menyambut baik gagasan tersebut.
“Pemerintah harus kasih bibit (roda perekonomian) yang bagus, petani dapat hasil 2 ton misalnya. Pemerintah beli Rp 12.000, nanti harga pasarannya murahan di Rp 10.000, jadi pengusaha dapat untung Rp 2.000, rakyat juga pasti senang,” katanya.
Zulhas menyatakan terdapat dua tantangan besar tantangan untuk menaikkan subsidi. Salah satunya terletak pada pelemahan nilai tukar rupiah, sehingga harga kedelai tidak berubah meskipun harga kedelai dunia turun.
ADVERTISEMENT
Tantangan lainnya adalah menyelaraskan visi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menaikkan nilai subsidi. Menurutnya, jika pemerintah pusat dan pemerintah daerah bekerjasama, besaran subsidi pemerintah pada kedelai dapat dinaikkan.
“Yang penting, harus kerjasama gini harus bareng-barang agar jadi ringan. Tidak boleh masa bodoh itu walikota, bupati, gubernur, harus bareng-bareng (ikut memikirkan solusinya),” ujarnya.