Mendag Segera Terbitkan Aturan Larang Impor Hewan Hidup dari China

5 Februari 2020 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana menghentikan impor hewan hidup dari China ke Indonesia. Hal itu merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, rencananya impor produk makanan dan minuman dari China juga akan dilarang.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebut, rencana itu akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Pun Permendag itu juga segera diterbitkan.
"Sedang disiapkan Permendag-nya. Tapi sesuai arahan dan putusan ratas kemarin, kita keluarkan segera. Sementara kan disetop yang hewan liar," kata Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/2).
Meski demikian, dia menegaskan, larangan impor hanya untuk hewan hidup. Tak berlaku untuk hewan impor yang sudah mati atau diolah menjadi bahan baku makanan.
"Kalau pengolahan kan sudah melalui proses hilirisasi. Jadi enggak masalah kalau itu," jelasnya.
Agus Suparmanto menambahkan, kebijakan itu akan dievaluasi tiap bulannya atau tak bersifat permanen. Jika dipandang penghentian impor itu sudah tak diperlukan, maka Permendag itu bisa dicabut.
Konferensi Pers Badan Pusat Statistik (BPS). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Sebelumnya diberitakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima kumparan, Rabu (5/2), China mengirim 1,21 ton hewan primata sejak Januari-Desember 2019. Nilainya mencapai USD 898.372 atau sekitar Rp 12,3 miliar (kurs Rp 13.700 per dolar AS). Impor tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama 2018 sebanyak 1,1 ton atau sekitar USD 205.730.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, China juga mengirim hewan reptil hidup ke Indonesia sebesar 18,18 ton atau senilai USD 215.968 sepanjang tahun lalu. Angka ini pun melonjak dibandingkan periode yang sama 2018 sebanyak 11,67 ton atau senilai USD 120.444.
Sementara impor hewan mamalia lainnya asal China mencapai 550 kilogram (kg) atau senilai USD 7.120. Nilai ini menurun jika dibandingkan periode yang sama 2018 sebanyak 698 kg atau senilai USD 22.037.