Mendag Ungkap Sengaja Biarkan Harga Telur Ayam Melambung di Akhir 2021, Kenapa?

31 Januari 2022 18:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meninjau pasar. Foto: Dok. Mendag
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meninjau pasar. Foto: Dok. Mendag
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa dirinya memang sengaja membiarkan harga telur ayam melambung tinggi di tahun lalu. Menurutnya, hal ini agar para peternak ayam bisa mendapat untung.
ADVERTISEMENT
“Jadi waktu di ujung (tahun) itu, ketika naik harga telur dan daging ayam itu, saya terus terang saya diamkan, kenapa? Kasihan. Mereka itu biasanya 4 bulan untung, empat bulan rugi, 4 bulan BEP. Sedangkan tahun lalu, 8 bulan rugi, 1 bulan untung, kemarin mau untung besar 2 minggu, setelah itu terjun lagi harganya,” ujar Mendag saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (31/1).
Dia melanjutkan, adanya kenaikan harga sejumlah komoditas pangan memberikan dampak pada kenaikan indeks harga konsumen atau inflasi. Namun Lutfi menjelaskan, inflasi yang terjadi turut memberikan dampak positif bagi petani. Sebab menurutnya, jika inflasi tidak terjadi, para petani bakal mengalami kerugian.
Harga kebutuhan pokok sampai akhir tahun lalu sempat mengalami inflasi. Selain minyak goreng, lonjakan harga juga terjadi pada komoditi seperti cabai, telur ayam, dan daging ayam.
ADVERTISEMENT
“Begitu kita ngomong masalah inflasi, yang saya bela itu adalah petani juga. Kalau ada inflasi kita tahan, tidak terjadi inflasi seperti tahun lalu, dijamin petani kita rugi,” jelasnya.
Mendag Muhammad Lutfi rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022). Foto: Kemendag RI
Menurutnya, dalam menentukan kebijakan harga pangan perlu ada keadilan. Sebab, tidak hanya masyarakat sebagai konsumen saja yang diperhatikan, tetapi juga ada petani dan peternak.
“Kalau bicara masalah harga, kita ini tangannya ada dua, belain yang mana, belain rakyat, belain konsumer atau petani, saya mesti menyeimbangkan kedua hal tersebut,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Lutfi, kebijakan yang diambil Kementerian Perdagangan harus adil dan manfaatnya bisa dirasakan baik oleh masyarakat sebagai konsumen maupun petani dan peternak sebagai produsen.
“Saya ingin coba seadil mungkin, sebaik mungkin, supaya rakyat Indonesia bisa mendapat nilai tambah yang lebih tinggi dari apa yang mereka tanam, dari apa yang mereka jual, dan mudah-mudahan apa yang mereka beli itu jadi harga yang baik,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT