Mendag Zulhas: Transaksi Niaga Elektronik Diprediksi Tembus Rp 1.230 T pada 2025

25 Maret 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulhas menghadiri DCI Indonesia–E1 Open Days yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, (21/3). Foto: dok. Biro Humas Kemendag
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulhas menghadiri DCI Indonesia–E1 Open Days yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, (21/3). Foto: dok. Biro Humas Kemendag
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mendag Zulhas menegaskan, transaksi niaga elektronik berhasil mendorong pengembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Transaksi ini diperkirakan mencapai USD 82 miliar atau sebesar Rp 1.230 triliun pada 2025.
ADVERTISEMENT
Proyeksi ini, kata Zulhas, perlu menjadi perhatian khusus para pelaku usaha agar memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan dan memajukan bisnis dan usahanya.
“Salah satu sumber utama pembangunan ekonomi Indonesia sekarang dan di masa mendatang akan berasal dari ekonomi digital. Kehadiran teknologi digital menjadi pendorong bagi pelaku usaha. Pelaku usaha harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Ini penting sekali,” kata Zulhas saat menghadiri DCI Indonesia – E1 Open Days di Jakarta, Kamis, (21/3).
Mendag Zulhas saat acara DCI Indonesia - E1 Open Days. Foto: dok. Biro Humas Kemendag
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Presiden Direktur PT DCI Indonesia Toto Sugiri, dan Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Sarwoto Atmosutarno, dan Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto.
Menurut Zulhas, dalam lima tahun terakhir ekonomi digital menunjukkan potensi yang besar bagi perekonomian nasional. Tahun ini, perkiraan nilai transaksi bruto ekonomi Indonesia mencapai USD 82 miliar atau sekitar Rp 1.292 triliun.
ADVERTISEMENT
Nilai itu, lanjut Zulhas, diperkirakan meningkat menjadi USD 110 miliar pada 2025. Di sisi lain, nilai ekonomi layanan pembayaran digital pada 2023 mencapai USD 313 miliar atau tumbuh 10 persen dibanding 2022. Angka ini diproyeksi terus tumbuh sebesar 15 persen hingga mencapai angka USD 417 miliar pada 2025.
“Sektor niaga elektronik masih menjadi penyumbang terbesar terhadap nilai ekonomi digital Indonesia tahun ini. Nilai transaksi di sektor ini diproyeksi tumbuh 15 persen dari USD 62 miliar pada 2023 ke USD 82 miliar pada 2025 mendatang,” kata Zulhas.
Mendag Zulhas menghadiri DCI Indonesia–E1 Open Days yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, (21/3). Foto: dok. Biro Humas Kemendag
Data menjadi pilar utama yang mendukung aktivitas ekosistem digital. Terutama dalam hal pengambilan keputusan berbasis data, inovasi produk dan layanan, efisiensi operasional, dan kebijakan yang komprehensif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pemerintah juga dituntut memberikan pelayanan publik dengan turut memanfaatkan perkembangan teknologi. Dalam hal ini, pelayanan pemerintah secara elektronik akan berkontribusi terhadap efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, kemudahan akses bagi masyarakat, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
“Kementerian Perdagangan terus mendorong transformasi digital di sektor perdagangan, termasuk dalam hal pengembangan pemerintahan berbasis teknologi informasi. Layanan publik di Kemendag juga telah memanfaatkan teknologi informasi tersebut,” ungkap Zulhas.
Mendag Zulhas menghadiri DCI Indonesia–E1 Open Days yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, (21/3). Foto: dok. Biro Humas Kemendag
Ia mengatakan, sejumlah layanan publik yang dijalankan dengan memanfaatkan teknologi informasi, antara lain, sistem perizinan yang terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS), Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP), sistem layanan pengaduan konsumen, sistem pemantauan dan pengawasan siber e-commerce, serta etalase produk UMKM.
Berdasarkan Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) 2023, layanan digital Kemendag berhasil meraih predikat sangat baik dengan memperoleh indeks 4,16. SPBE menilai aspek tata kelola, arsitektur, standar, dan keamanan yang berkelanjutan dari layanan digital pada kementerian dan lembaga.
ADVERTISEMENT
Zulhas pun menekankan, untuk mencapai potensi penuh dari ekosistem digital, data menjadi aset paling berharga yang harus dielaborasi dan dikelola dengan bijaksana.
“Untuk itu, kita harus memanfaatkan data secara cerdas dan etis. Kita perlu menciptakan ekosistem digital yang inklusif, berdaya saing, dan memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Kolaborasi menjadi kunci untuk untuk membangun ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, kolaborasi juga mencakup pengembangan dan pemanfaatan ekosistem data serta perdagangan digital.
“Saya harap kita dapat membentuk sinergi yang kuat melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem data dan perdagangan digital yang inklusif dan berdaya saing,” pungkas Zulhas.