Mengenal Pesawat N219 yang Jadi Penyambung Mimpi BJ Habibie

7 Desember 2020 9:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji terbang pertama pesawat N219 Foto: Antara
zoom-in-whitePerbesar
Uji terbang pertama pesawat N219 Foto: Antara
ADVERTISEMENT
BJ Habibie punya mimpi membuat pesawat N250. Namun, krisis ekonomi 1998 dan rekomendasi IMF membuat pesawat masa depan pesawat karya BJ Habibie sudah berakhir sejak dihentikan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, prototype pesawat baling-baling N250 yang sempat terbang perdana pada 10 Agustus 1995 itu akan dimuseumkan di Yogyakarta. Meski begitu, mimpi BJ Habibie agar Indonesia memiliki pesawat buatan sendiri untuk melayani dan menyambungkan pulau-pulau sebetulnya tidak pupus.
Berikut ini selengkapnya:

Lanjutkan Mimpi BJ Habibie, PTDI Kembangkan Pesawat N219

Para insinyur PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PT DI) melanjutkan mimpi almarhum BJ Habibie dengan merancang pesawat baling-baling berukuran lebih kecil berkapasitas 19 orang, bernama N219.
Pesawat yang digagas PTDI Bersama LAPAN sejak 2009 tersebut saat ini dalam tahap uji terbang sebagai syarat untuk memperoleh sertifikasi tipe, sebelum pesawat diproduksi massal. Proses sertifikasi ditargetkan bisa rampung pada pertengahan tahun 2020.
"Rencana setelah tc (type certificate) di pertengahan tahun ini. Ya kita ke arah persiapan produksi. Mudah-mudahan kita harus bisa tetap sesuatu schedule," ujar Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2/2020).
ADVERTISEMENT
Pesawat N219 ditargetkan mulai produksi pada tahun 2021. Tak hanya bisa mendarat di darat, pesawat N219 juga dikembangkan ke versi amfibi. Pesawat nantinya bisa mendarat di daerah yang belum memiliki landasan udara seperti di atas laut dan sungai.
Penamaan Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Foto: ANTARA/Rosa Panggabean

Target Awal PTDI Produksi 4 Pesawat N219 per Tahun

PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PT DI untuk tahap awal menargetkan bisa memproduksi pesawat N219 sebanyak empat unit per tahun. Pesawat karya anak bangsa kerja sama PT DI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu, saat ini masih proses sertifikasi uji terbang.
Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro, menjelaskan setelah produksi tahap awal sebanyak empat pesawat N219 per tahun, PT DI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dan menerapkan otomasi.
ADVERTISEMENT
“Produksi pesawat N219 dimulai dari empat pesawat per tahun, memanfaatkan fasilitas produksi yang ada. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem otomasi," kata Elfien Goentoro seperti dilansir Antara, Selasa (10/11).
Kepala Program N219 PT DI, Palmana Banandhi, menjelaskan pesawat itu sedang menjalani sertifikasi uji terbang. Pengujian ini dilakukan menyangkut aspek-aspek aircraft performance, karakteristik kestabilan dan pengendalian, serta uji terbang struktur pesawat.
Selain itu juga pengujian aspek subsistem pesawat, seperti avionic system, electrical system, flight control dan propulsion.
Elfien menambahkan, pesawat N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program Jembatan Udara sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang Dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi georafis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan. Pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi pesawat amfibi yang dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air.
Pesawat N219 versi amfibi akan dapat lepas landas di bandara yang minim infrastruktur, sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut, ke depan semua tujuan destinasi pariwisata dapat dicapai dengan menggunakan pesawat N219amphibi.

Pesawat N219 Selesaikan Tes dari Kemenhub, Siap Masuk Fase Produksi

Pesawat N219 buatan PT DI bakal segera diproduksi di Indonesia. Sebab, pesawat hasil kerja sama PTDI dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini sudah selesai menjalani tes di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pesawat N219 ini telah melakukan uji terbang perdana 16 Agustus 2017 lalu. Kemudian pada 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan, Presiden Jokowi resmi memberi nama Nurtanio untuk pesawat tersebut.
"N219 (PD1) telah menyelesaikan tes penerbangan untuk keperluan Sertifikasi Fisik Penerbangan dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Kemenhub dan mereka terbang aman dengan pesawat ini," tulis PT DI di Instagram dikutip kumparan, Minggu (6/12).

Pesawat N219 Siap Diproduksi

Dengan selesainya tes penerbangan ini, N219 siap diproduksi. Sebelumnya, Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengatakan, produksi pesawat ini dilakukan pertengahan tahun ini.
“Rencana setelah tc (type certificate) di pertengahan tahun ini. Ya kita ke arah persiapan ke arah produksi. Mudahan mudahan kita harus bisa tetap sesuatu schedule,” ujar Elfien ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2).
ADVERTISEMENT

Butuh Anggaran USD 30 Juta untuk Produksi 12 Pesawat

Dalam hal anggaran, Elfien menyebut, jumlahnya bisa tergantung pada kebutuhan pengembangan pesawat. Menurut hitungannya, 12 pesawat membutuhkan dana sekitar USD 30 juta selama setahun.
Ke depan, BUMN produsen pesawat ini tak menutup kesempatan bagi investor yang berkeinginan menanamkan modal untuk produksi. Sebab, dana yang digelontorkan pemerintah hanya diperuntukkan bagi pengembangan pesawat.