Mengenal Porang, Komoditas Pertanian yang Dipromosikan Jokowi

28 Agustus 2021 14:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat meninjau fasilitas pabrik pengolahan porang PT Asia Prima Konjac, Kamis (19/08/2021). 
 Foto: BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat meninjau fasilitas pabrik pengolahan porang PT Asia Prima Konjac, Kamis (19/08/2021). Foto: BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev
ADVERTISEMENT
Tanaman porang tengah menjadi primadona usai dipromosikan Presiden Jokowi untuk terus dikembangkan. Lantas seperti apa tanaman porang?
ADVERTISEMENT
Porang merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang bisa diolah sebagai bahan pangan. Hasil olahan porang misalnya beras shirataki, mie shirataki, dan tahu kunyoku Jepang.
Porang harus ditanam di lahan yang lembab dan memiliki intensitas cahaya yang rendah. Persentase gagal panen untuk tanaman porang juga sangat rendah bila di tanah di lahan yang tepat.
Madiun, Jawa Timur, menjadi salah satu wilayah yang memiliki banyak petani porang.
"Habitat porang itu kan di hutan jelas, tempat lembab, intensitas cahaya enggak terlalu tinggi, kalau seumpama kita bisa nanem di tempat seperti itu risiko gagalnya 0 persen bisa dikatakan," ujar seorang petani porang di Madiun, Arif Dika yang juga orang di balik Instagram @petaniporang, saat dihubungi kumparan, Sabtu (28/8).
ADVERTISEMENT
Budidaya porang bisa dilakukan dengan dua jenis bibit. Pertama dengan menggunakan bibit kecil atau katak dengan masa panen bisa mencapai 2 tahun.
Sedangkan bila menanam porang dengan bibit umbi, bisa mendapatkan hasil panen sekitar 8 bulan. Panen tumbuhan porang biasanya dilakukan pada musim kemarau. Sebab penanamannya biasanya dilakukan jelang musim hujan.
Budidaya tanaman porang di Madiun, Jatim. Foto: Kementan RI
"Jadi panen porang itu mendekati musim kemarau. Kalau di Jawa Timur itu rata-rata musim kemarau itu bulan 4, itu bisa dipanen," jelasnya.
Dalam satu hektar tanah, bisa menghasilkan 30 hingga 55 ton porang. Namun biasanya warga Madiun menanam porang dengan sistem tanam pilih.
"Di Madiun rata-rata masyarakat menggunakan cara panen pilih atau dipilih yang besar-besar dilihat dari batangnya ketika masih tumbuh dan ditandai baru dipanen ketika musim kemarau. sisanya dipanen tahun depan, kalau menggunakan cara panen pilih satu hektar biasanya mendapatkan 10-17 ton," terangnya.
ADVERTISEMENT
Adapun harga per kilogram porang saat ini sedang menurun, ada di kisaran harga Rp 6.900-Rp 7.500. Namun pernah mencapai harga tertinggi di Rp 14.800 pada 2019 hingga 2020.