Mengintip Bank Digital di RI yang Bisa Jadi Pilihan Investasi Saham

26 Juli 2021 18:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi CERIA dari Bank BRI. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi CERIA dari Bank BRI. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
Industri perbankan konvensional kini mulai bergegas menuju ekosistem digital. Ekosistem digital dinilai sebagai ceruk pasar baru yang menjanjikan di tengah makin masifnya masyarakat bergantung pada internet.
ADVERTISEMENT
Sebut saja beberapa bank konvensional yang kini telah menjadi bank digital seperti, Jago dari Bank Jago, Jenius dari Bank BTPN, Wokee dari Bank Bukopin, terus menggenjot investasi IT.
Perkembangan bank digital ini diikuti antusias pasar terhadap naiknya harga saham-saham perusahaan. Katakanlah saham Bank Jago yang saat ini menyentuh Rp 16.825 per lembar saham atau lebih tinggi dibanding beberapa bank konvensional seperti Bank BRI Rp 3.860 per lembar saham atau Bank Mandiri Rp 5.850 per lembar saham.
Kenaikan harga saham bank yang sebelumnya bernama Bank Artos Indonesia ini mulai merangkak naik sejak rencana menjadi bank digital pada Agustus 2019. Pada saat itu, harga saham Bank Jago berada di level Rp 161,72 per lembar saham, hingga kini mencapai Rp 16.825 per lembar saham.
ADVERTISEMENT
Namun tidak semua harga bank digital tinggi, seperti misalnya Bank BTPN atau induk usaha dari Jenius yang harga sahamnya Rp 2.780 per lembar saham. Namun, peluncuran Jenius pada Agustus 2016 bukan tidak mendongkrak harga saham.
Ilustrasi Bank Jenius. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pada 22 Juni 2018 harga saham Jenius sempat mencetak rekor harga tertinggi mencapai Rp 4.040 per lembar saham. Jenius ingin menyasar kaum milenial yang cenderung memiliki keseharian dengan teknologi.
Pengguna Jenius tercatat bertambah menjadi 3,1 juta atau naik 27 persen sepanjang tahun lalu. Jumlah dana pihak ketiga bertumbuh 100 persen menjadi Rp 13,3 triliun pada akhir kuartal IV 2020.
Selain itu, ada bank digital Wokee dari Bank Bukopin. Bank digital yang mulai menjalankan layanannya pada akhir 2017 ini juga memiliki berbagai layanan seperti transaksi dan top up saldo.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, harga saham bank itu bernilao Rp 565 per lembar saham pada 15 Februari 2021 atau meningkat dibanding pada September tahun lalu yang berada di posisi Rp 196 per lembar saham. Bahkan, harga saham sempat menyentuh Rp 770 per lembar saham pada 14 Januari 2021.
Masuknya KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali atau 67 persen berdampak pada naiknya kepercayaan publik. Pada tahun ini, induk usaha KB Bukopin tengah mematangkan strategi jangka pendek seperti integrasi aplikasi Wokee dengan tabungan Siaga, pengaktifan QR code, simplikasi proses KYC, cardless withdrawal, dan lainnya.
Selanjutnya mari berpindah ke saham PT Bank Harda Internasional (BBHI). Pasca diakuisisi Chairul Tanjung melalui PT Mega Corpora sebesar 73,71 persen, manajemen memutuskan untuk mengubah model bisnis menjadi bank digital.
ADVERTISEMENT
Semenjak rencana perubahan menjadi bank digital, saham BBHI melesat 4,20 persen menjadi Rp 2.730 per lembar saham. Saham BBHI sempat menyentuh rekor pada pertengahan bulan ini di level Rp 3.220 per lembar saham.
Selanjutnya, ada PT Bank Capital Tbk yang juga mengikuti arus menjadi bank digital. Manajemen mempertegas langkah menjadi bank digital setelah menerbitkan right issue sebanyak 20 miliar lembar baru dengan nominal Rp 100 per lembar saham baru-baru ini.
Harga saham emiten dengan kode BACA ini menyentuh rekor tertinggi Rp 835 per lembar saham pada 3 Maret 2021. Namun saat ini harga saham BACA berada di 428 per lembar saham atau turun tipis year on year sekitar 0,93 persen.
ADVERTISEMENT
Berikutnya ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) terus melakukan transformasi menjadi bank digital. Akulaku tercatat sebagai pemegang saham pengendali Bank Neo sekitar 24,98 persen.
Adapun transformasi digital mulai dilakukan pada Agustus tahun lalu. Harga saham BBYB sempat menyentuh rekor Rp 788 per lembar saham pada awal Maret 2021. Sementara itu, sejak awal tahun ini harga saham cenderung melemah 6,96 persen menjadi Rp 535 per lembar saham.
Terakhir yaitu, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang juga terjun ke ekosistem bank digital melalui Motion Banking. Selain menjangkau pengguna dalam negeri, Motion Banking juga membidik masyarakat Indonesia di luar negeri.
Adapun harga saham sejak awal tahun atau year to date naik 8,09 persen menjadi Rp 374 per lembar saham. Harga saham BABP sempat mencetak rekor di level Rp 410 per lembar saham pada awal Juni 2021
ADVERTISEMENT
Jadi mana bank digital yang paling menarik untuk investasi?