Menguak Persoalan yang Bikin Anak Buah Erick Thohir Tegur Ahok

29 November 2021 8:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
 Ilustrasi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Staf Khusus Erick Thohir, Arya Sinulingga, menegur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selaku Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Dia bahkan mengatakan agar Ahok harus mengerti batasan-batasan seorang Komut dan tak merasa sebagai Direktur.
ADVERTISEMENT
Teguran itu dipicu oleh komentar pedas Ahok yang menyebut adanya banyak kontrak di BUMN yang merugikan perusahaan negara termasuk di Pertamina.
"Beliau sebagai Komut kan harus membicarakan itu juga di sesama komisaris di dewan komisaris. Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina menjadi komisaris merasa direktur gitu. Komut merasa Direktur jangan, harus tahu batasan-batasannya," kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, melalui keterangannya, Minggu (28/11).
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Foto: Dok. Istimewa
Melalui kanal Youtube Panggil Saya BTP, Ahok mengaku sebagai pengawas Pertamina marah karena banyak pihak lain yang diuntungkan dalam kontrak dengan BUMN. Sedangkan negara dirugikan.
“Banyak kontrak di BUMN yang sangat merugikan BUMN termasuk Pertamina. Itu yang saya marah. Itu lagi kita koreksi,” kata Ahok.
ADVERTISEMENT

Ahok Kritik Rencana IBC Akuisisi Perusahaan Mobil Listrik Jerman

Dalam akun Youtube Panggil Saya BTP, Ahok juga buka-bukaan soal rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman, StreetScooter.
IBC adalah holding industri baterai kendaraan listrik yang dibentuk oleh 4 BUMN, salah satunya adalah PT Pertamina (Persero). Tiga BUMN lain yang memiliki saham IBC adalah MIND ID, PLN, dan Antam.
IBC akan mengakuisisi StreetScooter dengan harga USD 170 juta atau sekitar Rp 2,43 triliun (kurs dolar Rp 14.300). Angka ini dinilai Ahok terlalu mahal.
Menurut Ahok, nilai akuisisi StreetScooter terlalu tinggi karena perhitungan harga sahamnya menggunakan future valuation dengan alasan bisnisnya bakal bagus di masa mendatang.
"Anda tidak boleh membeli sesuatu atau mengarang future valuasinya ke depan. Dasarnya apa valuasi future? Ini barang baru. Itu saya tanya, mens rea-nya apa? Anda bodoh atau tadi ada yang nitip beli barang 20 jadi 170? Kalau suatu hari anda masuk penjara, jangan bilang ini hanya keputusan bisnis. Bullshit," kata Ahok.
Ilustrasi StreetScooter. Foto: www.streetscooter.com
Rencana akuisisi itu, kata Ahok, dibalut dengan alasan agar Indonesia bisa menembus pasar mobil listrik Amerika Serikat dan China. Alasan itu juga dinilai Ahok mengada-ada. Sebab, Amerika Serikat sudah punya Tesla dan China punya Wuling. Kedua negara itu sudah punya industri kendaraan listrik yang maju. Sulit disaingi.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang narasinya apa mesti beli mobil listrik di Jerman? (Katanya) supaya kita bisa masuk ke pasar Amerika, China. Itu yang saya bilang hati-hati. Ketika anda bicara depan saya, saya kejar anda mulai ngaco, saya bisa dengan cepat menangkap anda mens rea-nya enggak beres. Bos, di Amerika ada Tesla. Di China Wuling (harganya) mobil listrik cuma Rp 50 juta. For what?" tegas Ahok.
Daripada mengakuisisi StreetScooter dengan harga tinggi, Ahok berpendapat lebih baik IBC mendorong pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri. Jika Indonesia belum menguasai teknologinya, bisa saja bekerja sama dengan perusahaan asing untuk alih teknologi.