Menhub Puji Jepang Bangun MRT Jakarta Fase 2: Tingkat Kesulitannya Tinggi

10 September 2022 20:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Transportasi publik MRT melaju di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Transportasi publik MRT melaju di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perhubungan (Menub) Budi Karya Sumadi menyambut baik pembangunan MRT Jakarta fase kedua sebagai bagian dari pembangunan angkutan massal di perkotaan. Ia turut mengapresiasi semua pihak yang sudah mendukung pembangunan angkutan massal di Jakarta
ADVERTISEMENT
"Saya apresiasi Jepang mendukung membangun angkutan massal dan apresiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan pemerintah pusat melakukan itu," ujar Budi dalam Pembukaan Kembali Kawasan Kota Tua dan Groundbreaking Contract Package 2022 MRT Jakarta Fase 2A di Kota Tua, Sabtu (10/9).
Menurut Budi, pembangunan angkutan massal tidak hanya sekadar sebagai angkutan umum. Namun, bagaimana pemerintah dapat menghubungkan semua aktivitas yang ada terutama di Kawasan Kota Tua.
Adapun pembangunan MRT Jakarta fase 2A direncanakan menghubungkan stasiun Bundaran HI hingga Kota. Sebelumnya, MRT Jakarta pada fase 1 hanya menghubungkan Stasiun Lebak Bulus sampai Bundaran HI sepanjang 16 km.
"Tentu kegiatan Kota Tua akan menjadi sesuatu yang favorit, karena aktivitas angkutan massal sudah terbukti sangat mumpuni untuk kebersamaan semua level," kata dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya di Kawasan Wisata Kota Tua, Sabtu (10/9). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Kawasan Kota Tua dinilai begitu indah, sehingga pihaknya ingin melakukan pengembangan dengan suatu aktivitas yang dapat memberikan hiburan hingga ruang beraktivitas pada masyarakat Jakarta yang sangat dinamis.
ADVERTISEMENT
Ia melihat dengan terhubungnya antara wilayah Selatan ke Utara yang dihubungkan dengan Pancoran, Sarinah hingga Kota Tua membuat ada harapan yang luar biasa. Sebab, pembangunan MRT fase 2 memiliki konsesi yang advanced.
"Kalau kita lihat bahwa fase 2 dengan konsesi yang advanced, kita harus mengungkit tingkat kesulitan tinggi. Ini upaya pemerintah Jepang memberikan kesempatan pada kita," ungkapnya.
Tidak hanya itu, BUMN juga memiliki kesempatan untuk mempelajari teknologi agar suatu waktu Indonesia juga mampu melakukannya sendiri. Untuk itu, Ia tidak akan melupakan jasa Jepang, sehingga Indonesia juga memiliki kemampuan yang sama canggih dengan negara lainnya.
Alasan Memilih Jepang
Budi menambahkan, sebetulnya ada banyak sekali negara yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan MRT. Mulai dari Jepang, Korea Selatan, China sampai dengan negara Eropa.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Jepang terlihat lebih sigap dalam melakukan pembangunan MRT. Ia juga tidak menutup kemungkinan terhadap negara lain yang ingin berinvestasi di Indonesia.
"Banyak sekali negara yang mau investasi, Jepang, Korea, China, Eropa. Jepang lebih dulu di sana sigap melakukan kompetisi," jelas Budi.
Di sisi lain, Ia berharap agar apa yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini dapat diikuti oleh kota lain. Hal ini agar angkutan massal menjadi prioritas
"Di suatu saat kita mendapat angkut umum lebih besar daripada pribadi," katanya.
Tak hanya itu, jumlah angkutan umum yang lebih banyak dari kendaraan pribadi nantinya dapat menghemat anggaran negara hingga puluhan triliun, mengurangi polusi bahkan mampu mengurai kemacetan juga.
"Banyak hal yang kita kelola ekonomi puluhan triliun bisa hemat, polusi, kemacetan dan sebagainya. Apa yang kita lakukan menjadi kebanggaan baru bagi Indonesia," tandas Budi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Proyek MRT Jakarta fase 2 dipastikan mendapat pendanaan penuh dari Jepang. Direktur Utama MRT Jakarta saat itu William Sabandar, memastikan pendanaan dari JICA akan terus dilanjutkan sampai proyek ini rampung.
Adapun saat ini pendanaan infrastruktur transportasi modern tersebut mengalami pembengkakan, dari sebelumnya Rp 22,5 triliun menjadi Rp 26 triliun.
"Komitmen dari Jepang pertama pemenuhan komitmen fase 2. Dari awal sudah Rp 22,5 triliun, kira-kira tambahan berapa (dihitung) sampai ke Ancol," ujar William di kantor MRT Jakarta, Kamis (30/6/2022).