Menkes Buka-bukaan Ungkap Alasan Vaksin Corona Boleh Dijual

12 Juli 2021 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (12/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (12/7). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal polemik vaksin corona bisa dijual. Masalah tersebut berawal dari program vaksin berbayar Kimia Farma yang tadinya akan dijual mulai hari ini, namun batal karena banyak protes.
ADVERTISEMENT
Menurut Budi Gunadi Sadikin, vaksin gotong royong individu merupakan salah satu opsi bagi masyarakat yang ingin segera mendapatkan vaksinasi.
"Apakah masyarakat bisa ambil atau enggak, prinsipnya pemerintah buka luas bagi masyarakat yang ingin ambil vaksin gotong royong, baik perusahaan atau individu," kata Budi Gunadi Sadikin, Senin (12/7).
Vaksinasi Gotong Royong Individu diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 19 Tahun 2021 tentang perubahan atas Permenkes No. 10/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19.
Adapun harganya diatur melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021, soal harga vaksin untuk individu produksi Sinopharm.
Dalam SK tersebut, harga vaksin per dosis ditetapkan Rp 321.660. Adapun tarif layanan vaksinasinya Rp 117.910 untuk sekali suntik.
ADVERTISEMENT
Sehingga jika untuk dua dosis, harga vaksinnya Rp 643.320 dan untuk layanan vaksinasinya Rp 235.820. Dengan demikian total biaya Vaksinasi Gotong Royong Individu adalah Rp 879.140.
Menurut Budi Gunadi, alasan pemerintah memperluas akses vaksin dengan memperbolehkan vaksin dijual kepada individu atau perusahaan, karena banyak pengusaha yang sudah melakukan kegiatan namun belum dapat akses vaksin gotong royong dari Kadin.
"Perusahaan pribadi atau kecil mau dapat akses vaksin gotong royong, tapi belum bisa masuk program Kadin. Itu dibuka," ujarnya.
Ilustrasi vaksin corona Sinopharm. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
Alasan lainnya, kata Menkes, banyak warga negara asing yang sudah tinggal atau berusaha di Indonesia, baik di bidang seni, kuliner dan lainnya, juga bisa mendapatkan akses vaksinasi dengan adanya vaksin berbayar tersebut.
"Ini dimulai saat di mana vaksin pemerintah sudah masif jumlahnya. Bulan ini dapat 30 juta. Sehingga benar-benar akses masyarakat besar. Sedangkan masyarakat yang ingin ambil opsi tersedia," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menkes mengatakan Indonesia akan segera mendapat tambahan vaksin pada semester kedua tahun ini. Ada lebih dari 290 juta dosis yang dilaporkan akan datang dan harus disuntikkan dalam 6 bulan.
Kedatangan 290 juta vaksin ini diharapkan dapat mempercepat target vaksinasi di Indonesia. Pada Minggu kemarin, (12/7), Indonesia mendapatkan bantuan vaksin Moderna sebanyak 3.000.060 dosis dari pemerintah Amerika Serikat.
Di Indonesia ada beberapa jenis vaksin yang digunakan seperti Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca hingga Moderna. Adapun vaksin gotong royong individu yang bisa dijual berjenis Sinopharm.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: