Menkes: Sehebat-hebatnya E-commerce Masih Kalah Sama Pedagang Pasar
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa kegiatan dan pergerakan ekonomi dipengaruhi secara langsung oleh kontak fisik.
ADVERTISEMENT
Baginya, sehebat apa pun inovasi teknologi, tidak ada yang dapat menggantikan transaksi dan aktivitas ekonomi tatap muka. Ia menggunakan contoh pasar basah dan mal yang akan tetap menjadi primadona masyarakat, meski di tengah pandemi. Tak hanya dari sisi ekonomi langsung, Budi juga membahas soal sektor pendidikan.
“Sehebat-hebatnya e-commerce , masih kalah sama pedagang pasar atau di mal. Betapa hebatnya kita melakukan edukasi, ya, tetap aja masih kalah sama physical learning yang dilakukan oleh murid dan guru. Betapa hebatnya kita melakukan webinar seperti sekarang, dampak ekonominya masih kalah kalau kita melakukan seminar di hotel-hotel,” kata Budi Sadikin dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) X-2021 yang dihelat secara virtual, Kamis (7/10).
Budi berpendapat, masyarakat perlu sadar tentang dampak penurunan tren COVID-19 guna mendukung pertumbuhan ekonomi positif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan ekonomi atau pertukaran barang dan jasa yang diikuti dengan pertukaran nilai, yang memutar roda ekonomi, di Indonesia hampir 90 persennya. Kontak fisik is the key activities untuk menggerakkan roda ekonomi,” ujarnya.
Perbaikan Kesehatan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Sebagai seorang profesional korporasi yang kini ditunjuk memimpin salah satu kementerian yang paling krusial di masa pandemi, Budi berkomitmen dan mengajak masyarakat untuk memperbaiki sektor kesehatan di Indonesia.
“Kita meski benar-benar memperbaiki sektor kesehatannya, supaya orang merasa aman dan benar-benar aman,” tuturnya.
Bukan karena alasan ingin 'kumpul' atau 'bosan di rumah', Budi ingin Indonesia semakin siap untuk hidup berdampingan dengan COVID-19, sebagaimana hal ini juga dapat mendukung geliat ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Pandemi ini enggak ada yang selesai setahun dalam sejarah, ada yang puluhan tahun, bahkan ratusan. Kita enggak bisa menghilangkan pandemi, kita harus hidup bersama. Penularan kita turunkan, kita lakukan protokol kesehatan, hal itu saja sudah buat 95 persen sampai 97 persen kemungkinan penyebaran ikut turun,” tutupnya.