Menkeu Klaim Berhasil Turunkan Kemiskinan & Pengangguran di Daerah, Ini Faktanya

11 Juni 2024 12:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sukses menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran di hampir seluruh provinsi setelah Indonesia dihantam pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Mayoritas provinsi telah berada di kondisi pra-pandemi, artinya kita berhasil menurunkan kembali kemiskinan dan pengangguran sesudah mengalami lonjakan pandemi, di mana waktu itu kegiatan ekonomi berhenti dan menyebabkan shock luar biasa, baik itu di sektor ekonomi yang berpengaruh di pengangguran dan kemiskinan," kata Sri Mulyani saat Rapat Kerja Komite IV DPD RI, Selasa (11/6).
Dia memaparkan, kemiskinan di Sumatera pada 2023 berada di level 9,27 persen turun dari 10 persen di tahun 2019, sementara tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2023 berada di level 5,04 persen, tak beranjak dari tahun 2019 tapi turun dibanding tahun 2014 sebesar 5,93 persen.
Kemudian di Kalimantan kemiskinan di tahun 2023 mencapai 5,67 persen turun dari level 5,9 persen di tahun 2019, meskipun ada kenaikan TPT dari 4,72 persen di tahun 2019 menjadi 4,73 persen di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Sementara TPT di Sulawesi turun dari 4,47 persen pada 2019 ke 3,96 persen di tahun 2023. "Namun kita akui dari sisi kemiskinan beberapa daerah tingkat kemiskinannya di atas kemiskinan nasional. Bahkan Sulawesi yang pertumbuhannya cukup tinggi, tingkat kemiskinannya masih double digit yaitu 10,08 persen pada 2023," kata Sri Mulyani.
Seorang pemuda berjalan di atas puing-puing perahu kayu dengan latar gedung di Jakarta Utara, Indonesia. Foto: REUTERS/Beawiharta
Angka kemiskinan yang masih dua digit itu juga terjadi di Nusa Tenggara dan Papua, meski angkanya sudah turun dari tahun 2019. Pada tahun 2019 angka kemiskinan di Nusa Tenggara 17,9 persen dan Papua 26,3 persen.
"Maluku sama, Papua bahkan double digit di atas 20 persen. Nusa Tenggara double digit di atas 16 persen," kata Sri Mulyani.
TPT di Nusa Tenggara membaik dari 3,39 persen di 2019 menjadi 2,97 persen di 2023 dan di Papua membaik dari level 4,17 persen di 2019 menjadi 3,19 persen pada 2023.
ADVERTISEMENT
Sementara tingkat kemiskinan di Jawa pada 2023 8,79 persen, naik dari 8,4 persen di 2019, dengan TPT yang juga memburuk dari level 5,77 persen menjadi 5,98 persen. Dan di Bali, kemiskinan juga masih memburuk dari 3,8 persen di 2019 menjadi 4,25 persen di 2023, dengan TPT yang naik menjadi 2,69 persen di 2023 dari 1,52 persen di 2019.
"Ini adalah menggambarkan tantangan penurunan kemiskinan di Indonesia dari sisi spasial masih sangat besar," pungkasnya.