Menkeu Ungkap Dampak Penerapan MyPertamina, Bakal Diterapkan Waktu Dekat?

25 September 2022 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, penerapan MyPertamina menjadi pilihan pemerintah meskipun antrean menjadi lebih panjang karena masyarakat harus scan QR Code. Penggunaan MyPertamina menimbulkan sederet dampak ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
“MyPertamina kalau ingin membatasi, memang harus ada mekanisme. Kalau mekanismenya efisien dengan digital, masuk ke pompa bensin, tahu nomor kendaraan, langsung kita tahu siapa tau pemiliknya, dan mengatakan BBM beli sampai 100 liter sudah kebanyakan, pasti menimbulkan dampak,” ujar Sri Mulyani dalam pembukaan Olimpiade APBN 2022 virtual, Minggu (25/9).
Sri Mulyani mengatakan, orang yang memiliki mobil tidak bisa mengkonsumsi BBM subsidi lebih banyak akibat MyPertamina. Masyarakat yang memiliki mobil banyak menandakan mereka tergolong orang mampu, sehingga tidak perlu membeli BBM subsidi.
“Apa pun pilihan, pasti ada akibatnya bisa dari sisi waktu, ada rakyat yang kesal. Ada yang merasa selama ini menggunakan harga yang sekarang lebih tinggi, atau akibatnya ke APBN sendiri,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Opening Ceremony of the EIB Regional Office for South-East Asia and the Pacific, Jumat (9/9/2022). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Menkeu melanjutkan, semakin banyak subsidi yang diberikan, maka Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) menjadi lebih bengkak. Setiap negara memiliki pilihan kebijakan yang berbeda, dengan berbagai kondisi APBN.
“Kalau Indonesia sekarang bisa mengeluarkan Rp 500 triliun untuk subsidi BBM, kita sudah lihat Sri Lanka yang APBN sudah tidak kuat lagi, sudah jebol. Pasti ekonominya sudah krisis,” tambahnya.
Menurutnya, apabila harga BBM subsidi dibiarkan, maka tantangan ekonomi di Indonesia semakin berat karena inflasi naik. Banyak dimensi yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam menaikkan harga BBM subsidi.
“Biasanya orang yang punya mobil lebih banyak itu orang mampu. Negara memberikan subsidi banyak, tapi yang menikmati mereka yang punya kendaraan lebih besar,” sambungnya.