Menkop Teten Masduki Sebut Ancaman Resesi Global Tak Akan Berdampak ke UMKM RI

3 Oktober 2022 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkop dan UKM Teten Masduki mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menkop dan UKM Teten Masduki mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM), Teten Masduki, menyebut kondisi pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan potensi resesi ekonomi global tidak akan terlalu berdampak kepada UMKM di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Teten menjelaskan pemerintah tentu akan mempelajari dan mengantisipasi dampak ketidakpastian ekonomi global terhadap UMKM. Hal itu karena akan memengaruhi kondisi rantai pasok dan permintaan internasional.
Dampaknya, kata Teten, pasti akan terasa terutama kepada komoditas yang sebagian besar masih impor. Meski begitu, dia menilai jika pasar UMKM masih jauh lebih besar di dalam negeri.
"Cuma memang UMKM kita ekspornya masih rendah, 15 persen. Jadi (pasarnya) lebih di dalam negeri," ujar Teten saat ditemui di Smesco Indonesia, Senin (3/10).
Teten memastikan bahwa operasional UMKM tidak akan terlalu terdampak kondisi resesi global jika daya beli masyarakat Indonesia masih tetap terjaga. Misal, melalui guyuran bantuan atau jaminan sosial dari pemerintah.
"Saya kira permintaan produk UMKM masih cukup baik. Jadi yang diperlukan sebenarnya bagaimana market dalam negeri daya belinya masih kuat," tutur Teten.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, adanya berbagai jaminan sosial dari pemerintah akan menjamin belanja atau konsumsi rumah tangga, terutama bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan.
Selain memastikan daya beli masyarakat, Teten menilai kuatnya UMKM di tengah gempuran ekonomi global ditopang dengan belanja pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan kewajiban 40 persen belanja APBN untuk produk UMKM.
"Lalu bagaimana mereka bisa mengakses, misal seperti di nelayan kecil akses solar subsidi, nanti para pedagang misal kuliner yang banyak menggunakan gas juga bisa akses harga subsidi. Ini kami sedang siapkan," ungkapnya.
Dia menambahkan, peran pembiayaan juga sangat penting bagi UMKM. Sehingga pemerintah terus menggencarkan penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar UMKM bisa mengakses pinjaman murah tanpa agunan.
Lebih lanjut, Teten mengungkapkan pemerintah akan melakukan restrukturisasi pinjaman untuk UMKM agar keuangan mereka tidak terganggu. Hal tersebut sedang dipersiapkan untuk menjamin pendanaan UMKM yang masih unbankable.
ADVERTISEMENT
"Kita dengan Kemenko Perekonomian sedang bikin piloting KUR klaster. UMKM yang sudah masuk ke dalam klaster digital misal atau klaster jaringan ritel modern segala macam, itu bisa kita masukan ke program KUR klaster yang bisa menyerap sampai Rp 500 juta per orang," jelas Teten.
Adapun pemerintah menetapkan target penyaluran KUR di tahun ini sebesar Rp 373 triliun. Tahun depan akan meningkat hingga Rp 460 triliun. Teten optimistis target itu bisa tercapai dan pinjaman terserap dengan maksimal.
"Karena ini target kita ingin sampai 30 persen kredit perbankan untuk UMKM kan di 2024, oleh karena itu KUR terus kita tingkatkan," pungkasnya.