Menlu Retno: Ekonomi Tidak Akan Bangkit Hingga Kita Bisa Kalahkan Pandemi

19 November 2020 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan antar Menlu ASEAN. Foto: Dok. Kemlu
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan antar Menlu ASEAN. Foto: Dok. Kemlu
ADVERTISEMENT
Pandemi telah mengikis perekonomian global secara signifikan. Sejauh ini kurang lebih sebanyak 56 juta orang terinfeksi yang mengakibatkan 1,3 juta orang meninggal.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, krisis kesehatan global membuat perekonomian terpuruk. Ia mengutip lembaga keuangan dunia IMF tentang prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini sebesar minus 4 persen.
"Ekonomi tidak akan bangkit hingga kita bisa kalahkan pandemi. Itulah kenapa diplomasi sejak awal suarakan pentingnya akses vaksin yang aman dengan harga terjangkau bagi semua negara," ungkapnya dalam sambutan Jakarta Food Security Summit-5 secara virtual, Kamis (19/11).
Untuk itu, Retno mengatakan tiga hal penting untuk memulihkan ekonomi. Pertama, membangun ketahanan kesehatan dengan fokus pembuatan vaksin corona.
"Diplomasi Indonesia juga berjalan untuk membuka jalan vaksin. Beberapa hari ini kita lihat berita positif dari berbagai uji coba klinis di dunia dan kita harap dunia bisa peroleh vaksin aman dan efektif," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, Menlu Retno mengatakan harus membangun kepercayaan antar negara dengan menjalin kerja sama perdagangan seperti yang dilakukan minggu lalu melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Ketiga, menjaga stabilitas keamanan antar negara.
"Indonesia tidak mau terjebak di antara rivalitas mereka semua mitra Indonesia kita kerja sama dengan kepentingan kita. Asean juga tidak boleh terjebak dalam rivalitas dan sentralitas. Asean perlu ditegakkan. Kebiasaan dialog terus ditekankan dan sebagainya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Minggu (15/11).
Menlu RI Retno Marsudi saat hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP secara virtual, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Penandatanganan diikuti 10 negara ASEAN dan mitranya yaitu Australia, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Tiongkok.
Penandatanganan yang disaksikan Presiden Jokowi dan kepala negara lainnya tersebut, dilaksanakan di akhir KTT RCEP ke-4 yang menjadi bagian dari rangkaian KTT ASEAN ke-37.
ADVERTISEMENT
Agus mengatakan penandatanganan ini menandai selesainya perundingan RCEP yang dimulai pada Mei 2013, dan menumbuhkan harapan baru kemajuan ekonomi bagi kawasan.
"Penandatanganan RCEP hari ini merupakan pencapaian tersendiri bagi Indonesia di kancah perdagangan internasional. Kita patut berbangga karena RCEP lahir atas gagasan Indonesia pada 2011 dan proses perundingannya hingga selesai sepenuhnya dipimpin salah satu putra terbaik Indonesia," kata Agus berdasarkan keterangan resminya, Minggu (15/11).
Apalagi, RCEP merupakan kesepakatan perdagangan regional terbesar di dunia dan diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dunia dari resesi global terparah sejak perang dunia kedua ini.