Menlu Retno Minta Negosiasi Perjanjian Investasi dengan Swiss Diselesaikan 2021

16 Oktober 2020 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers virtual Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Jumat (4/9). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers virtual Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Jumat (4/9). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkunjung ke Swiss dalam rangka pertemuan multilateral dengan GAVI, WHO, dan UNICEF. Retno mengungkapkan ada beberapa keinginan yang disampaikan Indonesia, salah satunya terkait investasi.
ADVERTISEMENT
"Indonesia mengharapkan agar negosiasi perjanjian investasi bilateral dapat diselesaikan paling lambat awal tahun 2021," kata Retno dalam keterangan persnya secara virtual di Swiss, Jumat (16/10).
Selain investasi, Indonesia juga mengusulkan kerja sama pendidikan vokasi dan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), dapat menjadi salah satu bagian implementasi dari MOU on Labour and Employment.
Retno mengharapkan adanya ratifikasi Perjanjian Mutual Legal Assistance (MLA) dapat segera diselesaikan oleh Swiss. Bagi pengusaha Swiss, kata dia, Indonesia menjadi negara yang atraktif sebagai tujuan bisnis di Asia.
"Swiss adalah salah satu mitra penting investasi Indonesia karena menduduki peringkat ke-4 investor asing terbesar dari eropa di Indonesia. Berdasarkan data BKPM, investasi Swiss di Indonesia secara kumulatif dari tahun 2015-2019 tercatat sebesar USD 1,42 miliar dalam 1.097 proyek," ujar Retno.
Press Briefing virtual Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis (27/8). Foto: Kementerian Luar Negeri
Retno menjelaskan perdagangan kedua negara juga menunjukkan trend positif. Di saat pandemi tepatnya hingga Juli 2020, kata Retno, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 2,1 miliar.
ADVERTISEMENT
“Angka ini bahkan telah melewati nilai perdagangan tahun 2019 (USD 900 juta),” tutur Retno.
Retno juga menyambut baik kebijakan pemerintah Swiss, yang memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas kerja sama pembangunan untuk tahun 2021-2024.
Indonesia mengusulkan isu kesehatan dapat dimasukkan sebagai salah satu bidang kerja sama. Kerja sama kesehatan ini seperti penguatan antar institusi, telemedicine, riset dan inovasi. Indonesia juga mengharapkan agar ratifikasi IE CEPA dari pihak Swiss dapat segera dilakukan.