Menperin Agus Beberkan Strategi Tekan Efek Domino Sektor Manufaktur RI

7 November 2022 20:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di acara kick off anggaran 2020. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di acara kick off anggaran 2020. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku akan melakukan berbagai macam upaya untuk menekan efek domino perlambatan global terhadap sektor manufaktur Indonesia. Untuk itu, dirinya telah mengajak para pelaku industri untuk membuat upaya mitigasi.
ADVERTISEMENT
Agus mengungkapkan bahwa industri nonmigas nasional pada kuartal-III tahun 2022 membukukan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 4,88 persen year-on-year (yoy) dari periode sebelumnya 4,33 persen (yoy).
Ia menjelaskan sektor manufaktur nasional berdasarkan pertumbuhan terbagi menjadi kelompok pertumbuhan tinggi, melambat dan minus.
"Industri yang tumbuh tapi melambat dibandingkan kuartal sebelumnya, seperti industri makanan dan minuman ini tumbuh tapi belum sesuai harapan kita, karena pra COVID-19 tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Agus dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III, Senin (7/11).
Menurut dia, melambatnya pertumbuhan disebabkan oleh penurunan permintaan dari luar negeri. Hal ini berkaitan dengan bahan baku terutama ketersediaan hingga harga.
"Salah satunya berkaitan dengan menguatnya dolar AS," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ia menilai industri yang mengalami minus adalah industri kimia dan farmasi, bahan galian non logam dan juga furniture.
"Sama dengan klaster sebelumnya, salah satunya terkait pelemahan pasar, khususnya Eropa dan tingginya bahan baku," kata dia.
Untuk itu, dia akan mencari pasar global baru sebagai salah satu upaya mitigasi menekan laju perlambatan. "Kami akan membuka akses ke Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Juga, peningkatan pasar di dalam negeri, memperkuat promosi dan kerja sama lintas sektoral agar P3DN semakin tumbuh," pungkas Agus.
Agus mengatakan bahwa penguatan daya saing industri melalui kemudahan bahan baku hingga relaksasi fiskal. Tidak hanya itu, ada juga barang larangan dan/atau pembatasan (lartas) dapat menjadi instrumen di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, beberapa sektor melaporkan pertumbuhan yang lebih baik, seperti industri alat angkut, mesin dan perlengkapan, serta elektronik."Ini karena ada kebijakan yang diambil pemerintah. Seperti meningkatkan permintaan domestik, relaksasi PPnBM. Dampaknya luar biasa ke market," tandasnya.