news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menperin Agus Gumiwang: Tak Perlu Lagi Impor Cangkul dan Cerulit untuk Petani

8 Oktober 2021 15:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di acara kick off anggaran 2020. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di acara kick off anggaran 2020. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menilai Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) dan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), berperan penting bagi jaminan keselamatan produk yang digunakan oleh masyarakat. Sebab, mulai dari pengetesan, uji coba, hingga sertifikat dikeluarkan dari balai.
ADVERTISEMENT
"Produk yang dites diujicobakan sampai nanti keluar sertifikatnya itu, end user-nya adalah masyarakat. Jadi yang kaitan dengan keselamatan, produk yang memberi jaminan keselamatan itu sangat serius kita perhatikan," kata dia di Kota Bandung, Jumat (8/10).
Ke depan, menurut Agus, balai juga diharapkan dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi terutama sektor pertanian. Menurut dia, balai dapat dimanfaatkan oleh Industri Kecil Menengah (IKM) untuk memproduksi alat pertanian seperti cangkul dan celurit sehingga tak perlu impor dari negara lain.
"Seharusnya kita sudah ke titik ini, bahwa pertanian dasar yang belum mekanis, seperti cangkul dan sebagainya itu seharusnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri, kita dorong agar IKM itu bisa produksi," ujar dia.
"Semua tadi lengkap, cangkul, celurit, alat-alat pertanian, itu sebetulnya nggak ada lagi alasan untuk kita dapatkan dari impor karena pasti kita bisa produksi sebetulnya teknologinya sangat sederhana," lanjut dia.
Ilustrasi cangkul. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kini, Agus menambahkan, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke para petani mengenai hal tersebut bahkan berencana dikolaborasi dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan begitu, balai dapat berkontribusi lebih banyak terutama untuk sektor pertanian.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada alasan impor, tinggal kemauan dari usernya, dan kita juga harus melakukan sosialisasi kepada petaninya, itu kita bisa kawinkan dengan program KUR," kata dia.
Adapun kini, sambung Agus, B4T telah melakukan satu upaya inovasi yakni berupa Digital Hub yang bermaksud untuk mempermudah layanan terhadap klien atau calon klien yang kini mengalami pembatasan.
"Jadi ada dua layanan yang sebetulnya virtual tur, di mana klien dan potensi klien bisa melihat fasilitas, dan ada layanan yang disebut dengan virtual witness. Virtual witness ini B4T memberi layanan secara interaktif, jadi kalau ada pertanyaan yang ingin diketahui, nanti dijawab langsung, dan itu inovasi dari B4T," kata dia.