Menperin: PMI Manufaktur Turun di Level 52,9 pada April 2024

2 Mei 2024 12:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita merilis data PMI Indonesia Januari 2024. Foto: Dok. Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita merilis data PMI Indonesia Januari 2024. Foto: Dok. Kemenperin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan Purchasing Manager's Index atau PMI manufaktur Indonesia pada bulan April 2024 mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data S&P Global menunjukkan bahwa skor PMI Manufaktur Indonesia turun dari posisi tertinggi dalam 29 bulan yaitu dari 54,2 ke 52,9 pada bulan April.
"PMI Manufaktur Indonesia pada April turun tapi masih dalam angka yang sangat sehat, masih dalam angka yang solid, yaitu 52,9. Kita tidak boleh lupa, mungkin Indonesia satu-satunya negara bahwa bulan lalu libur 10 hari," kata Agus dalam acara Business Matching IKM Pangan dan Furnitur Dengan HIPPINDO & Ekosistemnya di Jakarta, Kamis (2/5).
"Jadi saya cukup gembira melihat rilis dari PMI yang tetap menyatakan PMI kita tinggi relatif sangat solid dan sehat padahal ada libur 10 hari pada April dan adanya dinamika geopolitik yang bisa mengganggu para pelaku usaha itu sendiri," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Agus menegaskan kondisi PMI itu tergolong solid. Sementara perusahaan kembali menaikkan aktivitas pembelian mereka, menggambarkan upaya untuk menaikkan tingkat inventaris menghadapi pertumbuhan pada bulan-bulan mendatang.
"Saya berikan apresiasi kepada seluruh pelaku usaha termasuk industri kecil menengah, para peritel, yang pasti banyak mempunyai kontribusi terhadap nilai PMI Manufaktur Indonesia yang terjaga tinggi," ujar Agus.
Sementara itu, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Paul Smith menyatakan secara keseluruhan, bulan April merupakan bulan positif untuk perekonomian manufaktur Indonesia, dengan output dan permintaan baru naik sejak bulan Maret pada tingkat yang lumayan baik di tengah laporan kondisi permintaan yang positif.
Pada periode tersebut, perusahaan terus mendorong aktivitas pembelian dan menaikkan stok untuk mengantisipasi pertumbuhan pada bulan-bulan mendatang. Akan tetapi, ada sedikit hambatan pada rincian data survei. Penjualan ekspor kembali turun, tingkat pertumbuhan produksi dan permintaan baru keduanya juga turun.
ADVERTISEMENT
"Kondisi ini mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja. Meski dalam keadaan tertentu, PHK dianggap sebagai fenomena sementara, namun hal ini dapat menggambarkan penurunan optimisme perusahaan, data terkini menunjukkan bahwa kepercayaan diri menurun ke tingkat terendah selama hampir empat tahun pada bulan April," kata Paul Smith dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/5)