Menperin Siap Berikan Insentif Khusus Produk Halal untuk Ekspor

2 Oktober 2021 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian terus mendukung peningkatan ekspor produk industri kecil dan menengah (IKM) dari dalam negeri. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya siap memberikan insentif khusus untuk produk halal berorientasi ekspor.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Kemenperin sedang mengusulkan revisi PMK 105 Tahun 2016 untuk mengakomodasi pemberian insentif untuk Kawasan Industri Halal.
Selain itu, juga diusulkan revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 17 Tahun 2020 tentang Tata Cara Memperoleh Surat Keterangan dalam Rangka Pembentukan Kawasan Industri Halal dengan mencantumkan relaksasi PPN penjualan kavling Kawasan Industri Halal.
Agus mencontohkan pelepasan ekspor produk IKM di Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (30/9) lalu, produk yang dikapalkan merupakan makanan halal.
“Kemarin, kami bersama Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin melepas satu kontainer produk halal dari CV. Sariraya ke Nagoya, Jepang. Kemenperin siap membuka keran insentif bagi pengembangan industri halal,” kata Agus Gumiwang dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/10).
Ilustrasi produk halal. Foto: Munady
Ekspor ke-101 Sariraya Indonesia tersebut merupakan salah satu indikator target market produk halal Indonesia terbuka ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
“Kami akan membawa produk industri halal tersebut untuk dipamerkan di World Dubai Expo yang akan diadakan bulan Oktober 2021,” ujarnya.
Adi Dharma, Owner PT Sariraya Indonesia, mengungkapkan bahwa produk-produk halal yang ekspor ke Jepang di antaranya kerupuk bawang, kerupuk jengkol, keripik sagu tempe, keripik tempe pedas, keripik tempe original, dan palm sugar.
"Saat ini, Sariraya Co Ltd sendiri telah memiliki pabrik tempe terbesar di Jepang, serta pabrik bakso dan pabrik bumbu pecel," ungkapnya.
Jangka waktu dekat ke depan, pihaknya juga akan memperbesar jaringan bisnis makanan-minuman (mamin) halal dengan membangun pabrik tahu Sumedang di Nagoya dan Halal Distribution Center di Jepang bagian tengah.
"Nantinya, halal distribution center ini akan menampung produk UMKM dan industri dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Hal tersebut akan semakin mendongkrak laju ekspor mamin halal asal Indonesia ke Jepang," ungkap Adi.
ADVERTISEMENT
Pada tahap pertama, Halal Industrial Park Sidoarjo mengalokasikan pembangunan seluas 15 hektare yang diperuntukkan bagi 13 unit kavling besar, 68 unit standard factory building kaveling kecil untuk IKM, dengan 32 unit kavling yang telah terbangun.
Direktur Utama HIPS, Adi Tedja Surya, mengatakan banyaknya minat IKM yang ingin bergabung dalam HIPS, merupakan peluang besar untuk dapat bersaing dengan 14 KIH di Malaysia. HIPS, melalui anak perusahaan telah menandatangani MOU dengan Gangsu Aminbio Halal Gelatin untuk mendirikan pabrik gelatin terbesar di Indonesia seluas 50 ha.
Oleh karena itu, Kemenperin terus mendorong percepatan pemberian insentif fiskal untuk pembangunan Kawasan Industri Halal.