Mentan Beberkan Strategi Menjaga Ketersediaan Pangan di Era New Normal

9 Juni 2020 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat kunjungan kerja, di Desa Bayurlor, Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (6/6). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat kunjungan kerja, di Desa Bayurlor, Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (6/6). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Era new normal akan segera diterapkan. Pemerintah pun mematangkan berbagai skenario termasuk di bidang pertanian.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan, setidaknya empat skenario (cara bertindak/CB) penting yang akan diterapkan kala era new normal nantinya dijalankan.
Cara bertindak (CB) pertama, peningkatan produksi pertanian. Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan percepatan padi pada masa tanam (MT) II 2020 seluas 5,6 juta hektare.
Selain itu, ada pula pengembangan lahan rawa di Kalimantan Tengah 164.598 hektare berupa intensifikasi lahan rawa 85.456 ha dan ekstensifikasi lahan 79.142 ha.
"Lalu perluasan areal tanam baru (PATB) untuk padi, jagung, bawang merah dan cabai di daerah tersebut. Serta peningkatan produksi gula, daging sapi dan bawang putih untuk mengurangi impor," ujar Syahrul dalam diskusi online Strategi Pangan Era New Normal, Selasa (9/6).
Selanjutnya, Mentan berencana menerapkan CB2 berupa diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal yang fokus pada satu komoditas utama.
ADVERTISEMENT
"Termasuk pemanfaatan pangan lokal secara masif seperti ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum. Selain itu, pemanfaatan lahan pekarangan dan marjinal melalui program pekarangan pangan lestari (P2L) untuk 3.876 kelompok," terang dia.
Strategi pangan CB3 berupa penguatan cadangan dan sistem logistik pangan juga akan dilakukan. Garis besarnya ialah penguatan cadangan beras pemerintah provinsi hingga ke level terkecil di desa.
Seorang petani menyulam tanaman tomatnya yang mati di Kelurahan Bayaoge, Palu, Sulawesi Tengah, Selassa (5/5) Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki
Pengembangan cadangan pangan itu, kata dia, akan dioptimalkan melalui LPM (Lumbung Pangan Masyarakat) berbasis desa (LPMDes). Setidaknya, terdapat 5.328 LPM di 33 provinsi.
"LPM ini bekerja sama dengan kostraling di setiap lumpung pangan kecamatan, lalu ada penguatan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan," kata dia.
Tak kalah penting, ia menekankan CB4 berupa pengembangan pertanian modern juga bakal digalakkan. Mulai dari pengembangan smart farming hingga screen house untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam. Seperti, cabai, bawang dan komoditas bernilai ekonomi tinggi.
ADVERTISEMENT
"Pengembangan food estate juga dilakukan, untuk peningkatan produksi pangan utama seperti beras atau jagung di Kalteng hingga pengembangan korporasi petani," ujarnya.