Mentan Pastikan Pasokan Kedelai hingga Cabai di RI Cukup hingga Akhir 2022

19 September 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri rapat Komisi IV DPR.  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri rapat Komisi IV DPR. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan pasokan kebutuhan kedelai, bawang merah, cabai dan berbagai tanaman hortikultur lainnnya di Indonesia masih mencukupi hingga akhir tahun 2022 ini. Hal tersebut Syahrul katakan pasca melakukan rapat internal terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (19/9).
ADVERTISEMENT
"Dari data kita dan faktualisasi lapangan, sampai 2022 akhir Desember ini, Insyaallah semua neraca produktivitas dan ketersediaan kita adalah cukup," kata Syahrul.
Syahrul menggarisbawahi, neraca produktivitas yang berkaitan dengan bawang dan kedelai masih menggunakan data importasi yang ada. Dia menjelaskan, Presiden Jokowi telah memerintahkan agar neraca produktivitas dalam negeri ini mampu dijaga bahkan dilakukan penanaman tambahan.
"Dan kemudian menjadi kesimpulan yang ada adalah mengharapkan BUMN dapat membeli semua produktivitas yang ada sehingga negara betul-betul bisa menjamin, tidak membiarkan begitu saja," kata Syahrul.
Di samping pasokan yang cukup, Syahrul mengharap stabilitas harga juga bisa terjaga melalui sistem logistik dan transportasi yang terus diperbaiki pemerintah. Dengan begitu, selain pasokannya ada, harganya juga terjangkau bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Syahrul memahami bahwa pada periode tertentu beberapa daerah ada yang mengalami kekurangan pasokan sehingga diharapkan daerah-daerah produsen bisa menyuplai daerah yang kekurangan tersebut.
Syahrul mengatakan bahwa perlu ada sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga bisa mengintervensi kurangnya pasokan di sejumlah daerah tertentu sehingga stabilitas harga juga bisa dikontrol.
"Oleh karena itu, dari daerah-daerah yang produsen, yang surplus, ke daerah-daearah yang kurang, ini harus betul-betul dipetakkan dengan baik," pungkas Syahrul.