Mentan: RI Pernah Swasembada Kedelai di Zaman Pak Harto

25 Januari 2021 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perajin tempe memasukkan kedelai ke dalam cetakan tempe di tempat produksi tempe di kawasan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021).  Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Perajin tempe memasukkan kedelai ke dalam cetakan tempe di tempat produksi tempe di kawasan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021). Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menyelesaikan permasalahan naiknya harga kedelai. Praktiknya tentu tidak mudah karena kedelai di Indonesia mayoritas masih impor.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan Indonesia sebenarnya pernah swasembada kedelai di era Presiden Soeharto.
"Pernahkah kedelai menjadi swasembada di Indonesia? Pernah zaman Pak Harto dulu, tetapi HPP (Harga Pembelian Pemerintah) nya hadir dengan 6 kali lebih besar dari harga beras. Kita petani tak diapa-apa pun mau menanam itu,” kata Syahrul saat rapat dengan Komisi IV DPR, Senin (25/1).
Syahrul mengaku sudah membahas permasalahan kedelai tersebut bersama Presiden Jokowi. Ia menegaskan persoalan kedelai harus segara diselesaikan.
Apalagi, kata Syahrul, masyarakat yang mengkonsumsi tempe tidak hanya di Jawa saja, namun juga sudah sampai ke Papua.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Saya sudah bicarakan ke Pak Presiden kita butuh HPP, kita butuh dilarangan terbataskan. Kalau tidak akan sulit lah head to head dengan kekuatan yang ada," ujar Syahrul.
ADVERTISEMENT
Syahrul mengakui sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan impor kedelai seperti dari Brazil. Ia menjelaskan di Brazil harganya sekitar Rp 5.000. Sedangkan untuk produksi di Indonesia harus di atas Rp 6.500 baru bisa untung.
"Kedelai ini persoalannya bukan dari ketersediaan karena memang ter-back up oleh importasi. Maaf saya termasuk orang yang tidak terlalu setuju saya orang penari lapangan. Oleh karena itu kedelai tidak mungkin petani kedelai Indonesia head to head dengan petani kedelai Brasil, Kanada, dan Amerika, pasti kalah," ujarnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.