Mentan Syahrul Yasin Dukung Pengamanan Pasokan Bahan Baku Pupuk NPK

1 Juni 2022 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, dan Chairman JPMC, Mohammad Thneibat serta disaksikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul, dan Dirjen Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, dan Chairman JPMC, Mohammad Thneibat serta disaksikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul, dan Dirjen Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil. Foto: Dok. Istimewa
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terus memastikan pasokan bahan baku pupuk dalam negeri aman. Hal ini dilakukan demi menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah dampak perang Rusia dengan Ukraina.
Syahrul mengatakan, kebutuhan bahan baku NPK, phospate, sudah diamankan dengan adanya kerja sama antara PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Jordan Phospate Mines Co. Plc (JPMC).
Adanya kerja sama ini dapat mendukung stabilisasi pasokan phosphate atau bahan baku pupuk untuk Indonesia. Syahrul juga telah melakukan kunjungan kerja ke Vienna Austria bertepatan dengan acara IFA Annual Conference. Konferensi yang di ikuti oleh banyak industri pupuk dunia. 
“Dukungan stabilitas pasokan pupuk Indonesia ini juga nantinya berdampak baik pada program ketahanan pangan nasional,” ungkap Syahrul. 
Mentan mengungkapkan, bahan baku pupuk seperti phospat maupun kalium (KCl), merupakan bahan baku yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di Indonesia karena keduanya merupakan barang tambang yang terdapat di luar negeri. Adapun salah satu pemasok besar bahan baku tersebut adalah Rusia yang saat ini sedang perang dengan Ukraina dan menyatakan untuk moratorium ekspor.
Oleh karena itu, ia berharap kerja sama antara Pupuk Indonesia dengan JPMC dapat mengamankan ketersediaan bahan baku pupuk dalam negeri dan memenuhi kebutuhan pupuk nasional di tengah ketidakpastian global sebagai dampak dari perang Rusia dengan Ukraina.
Kerja sama ini tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, dan Chairman JPMC, Mohammad Thneibat serta disaksikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul, dan Dirjen Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil di Vienna, Austria, Selasa (31/5).
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyampaikan apresiasinya atas dukungan Menteri Pertanian dalam upaya mengamankan pasokan bahan baku ini. "Kami akan terus berkoordinasi dengan Kementan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri,” tegasnya. 
Dorong Kesempatan dan Kolaborasi Tiga Bidang
Kerja sama stabilisasi pasokan pupuk untuk Indonesia ini juga akan mendorong kesempatan dan kolaborasi dalam tiga bidang strategis. Pertama, program jangka pendek untuk menjamin pasokan phosphate dari JPMC kepada Pupuk Indonesia untuk menstabilkan pasokan pupuk dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kedua, program jangka menengah dengan mendorong JPMC untuk menyiapkan skema harga yang disepakati untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku pupuk untuk Pupuk Indonesia. Ketiga adalah program jangka panjang untuk menjalin kerjasama lebih besar lagi, yaitu joint venture industri pupuk di Indonesia. 
Selain dengan JPMC, Menteri Pertanian dalam upaya menjaga pasokan bahan baku terutama unsur “K” (Potash), bertemu dengan CEO pemasok KCl dunia yaitu Eurochem perusahaan yang terdaftar di Swiss dan dilanjutkan PT Pupuk Indonesia dengan bertemu dengan pemasok KCl dunia lainnya seperti Canpotex, Arab Potash Company dan Uralkali untuk mendapatkan jaminan pasokan bahan baku KCl (Potash) ke PT Pupuk Indonesia sehingga ketersediaan pupuk NPK nasional dapat terjamin.