Mentan Targetkan Vaksin Wabah PMK untuk Hewan Ternak Selesai Sebelum Agustus

23 Mei 2022 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa kondisi kesehatan sapi secara klinis di Denpasar, Bali, Kamis (19/5/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa kondisi kesehatan sapi secara klinis di Denpasar, Bali, Kamis (19/5/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pertanian kini tengah menyiapkan vaksin untuk wabah penyakit kulit dan kuku (PMK) yang sedang melanda Indonesia. Sampai 17 Mei setidaknya ada 3,9 juta ternak yang terdampak wabah PMK di 15 Provinsi.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis pihaknya bisa menyelesaikan vaksin PMK tidak lebih dari 3 bulan ke depan.
“Pada saat Pusvetma (Pusat Veteriner Farma) Kementan membuat vaksin PMK yang ditargetkan selesai sebelum Agustus 2022, selanjutnya akan dilakukan vaksinasi massal ke seluruh populasi ternak yang berpotensi terkena PMK,” kata Syahrul para rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (23/5).
Saat ini Pusvetma Kementan telah menemukan stereotip virus PMK yang mewabah di Indonesia, yakni virus dengan jenis O/ME-SA/Idn-2001 e. Menurut Syahrul, hal ini bisa menjadi titik terang untuk segera ditemukannya vaksin untuk wabah PMK di Indonesia.
Tak hanya menemukan vaksinnya saja, Syahrul mengatakan hal itu juga bisa digunakan untuk pelacakan dari mana asal mula virus PMK masuk ke Indonesia.
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo menghadiri kegiatan pelayanan ternak terpadu pada Program Prioritas Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) di Desa Bontomanai, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Foto: Kementan RI
“Dengan kita temukan stereotip yang ada maka sebenarnya kita secara perlahan sudah bisa tracing lebih jauh hal itu (penyebaran), tapi lebih banyak penekanan stereotip untuk menemukan vaksin,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan bahwa penanganan PMK di Indonesia menunjukkan hasil yang sangat positif. Dia melihat sejak dilakukan penanganan oleh Kementan sudah tidak terjadi lagi pemusnahan ternak.
“Yang ada proses penyembuhannya terjadi sangat signifikan. Dengan intervensi vitamin, dengan intervensi antibiotik, dengan intervensi analgesik saja dalam dua hari kelihatan perubahan, termasuk melernya yang banyak terlihat berhenti,” pungkas dia.