Menteri Edhy: Tidak Ada Kapal Nelayan China di Natuna
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo membantah informasi soal masuknya kapal-kapal nelayan China ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Edhy meminta pihak-pihak yang menyebarkan informasi tersebut untuk menunjukkan keberadaan kapal nelayan China di perairan Natuna. Pihaknya mengaku sudah melakukan pengecekan pada 30 Desember 2019 dan hanya menemukan kapal-kapal pencuri ikan dari Vietnam, tak ada yang dari China.
"Kalau kita lihat nelayan China yang eksploitasi kata orang itu di mana? Karena kita waktu nangkap tanggal 30 itu yang kita temukan 3 kapal Vietnam. Kita mau tahu di mana, kasih tahu kita. Kalau ada yang melihat di peta tunjukkan di mana (kapal nelayan China) biar kita bisa datangi," kata Edhy saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1).
Ia meminta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan isu soal maraknya kapal nelayan China di Natuna. "Jangan kita sebar (informasi) ada ribuan (kapal nelayan China). Ribuan kan kalau kita lewat sudah kelihatan. Jangan kita memperkeruh suasana padahal kejadiannya sebetulnya enggak begitu luar biasa," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Politisi Partai Gerindra ini menyatakan bahwa kapal China sudah pasti ditangkap kalau mencuri ikan di perairan Natuna Utara. Menurutnya, yang ada di Natuna hanya kapal Coast Guard China, tidak ada kapal nelayan China.
"Kalau ada sudah kita tangkap, kan enggak ada. Yang kita sisir enggak ada kapal China. Coast Guard-nya (China) ada, tapi apa kelihatan kapal China yang mana? Anda bisa bedakan kapal China dengan kapal Vietnam?" tanyanya.
"Diusirnya itu tunjukkan di mana. Kemarin saya sudah ketemu nelayan-nelayan itu, saya tanya yang mana pun enggak ada. Siapa yang upload (video kapal nelayan China) itu? Saya tanya Anda ke sana? Enggak. Mana nelayannya? Yang dikumpulkan dia pun enggak ada yang ke sana," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dia menuding pihak-pihak yang mengaku diusir nelayan China hanya mencari sensasi.
"Kita enggak usah bermain. Kalau ada niat untuk menjaga laut kita, mari sama-sama kita jaga. Kasih masukkan kita, enggak usah berdebat di publik seolah-olah paling hebat. Kita kan warga negara Indonesia juga, kalau kita ingin berdaulat ini jadi PR kita bersama. Saya akan terus jalan sesuai arahan Pak Presiden. Saya berterima kasih ada masyarakat yang mau memberitahu. Kami sudah kirim orang," tutupnya.