Menteri ESDM Beberkan Alasan Pertamina Ingin Tambah Mitra Baru di Blok Masela

1 September 2023 19:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati mendapat penjelasan soal pengeboran sumur migas Gulamo di Blok Rokan.  Foto:  Dok. Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati mendapat penjelasan soal pengeboran sumur migas Gulamo di Blok Rokan. Foto: Dok. Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina (Persero) membuka peluang buat masuknya mitra baru di Blok Masela. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan alasan BUMN energi itu mau menambah rekan di blok tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertamina mengempit 20 persen hak partisipasi (participating interest/PI) di Blok Masela, disusul Petronas 15 persen.
Arifin mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian Pertamina, pengembangan lapangan Masela cukup kompleks sehingga membutuhkan kompetensi khusus. Hal ini sejalan dengan target produksi yang mencapai 9,5 juta ton.
Arifin menyebut sudah mengantongi kandidat yang dapat menjadi partner tambahan di Blok Masela. Namun, ia tak menyebut siapa yang akan menjadi mitra baru Blok Masela.
“Kemarin kan dari mereka punya kajian, kompleksitas lapangan ini membutuhkan kompetensi yang khusus supaya lapangan ini bisa digarap sebisa mungkin yang safe, jadi bisa optimum seperti yang kita harapkan 9,5 juta ton. Ya pasti adalah, tapi ya nanti lah,” kata Arifin saat ditemui di kantornya, Jumat (1/9).
ADVERTISEMENT
Arifin juga menegaskan bahwa Blok Masela harus on stream pada 1 Januari 2030. Jika Blok Masela molor dari jadwal, ia mengatakan akan melakukan evaluasi PoD proyek tersebut.
“Ya kita evaluasi, kan harus komit. Kan targetnya 1 juta di 2030. Makin lama lu enggak dapat duit, ini kan sudah sejak berapa tahun nih, janjinya kan 2027, tiba-tiba habis itu COVID-19, ganti lah. Jadi, kira-kira 2030 tanggal 1 januari,” tegas Arifin.
Total hak kelola yang dimiliki Pertamina dan Petronas hasil dari pembelian saham milik Shell, pengelola sebelumnya yang mengempit 35 persen di Blok Masela. Sementara Inpex masih memegang 65 persen hak kelola.
Seremoni penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pengembangan Blok Masela antara PT Pertamina (Persero), Inpex Corporation, dan Petronas di IPA Convex ke-47, Selasa (25/7/2023). Foto: Fariza/kumparan
"Tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang masuk untuk melengkapi kompetensi blok ini karena dalam eksekusinya, dari sisi teknis cukup complicated ya, ujar Nicke dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).
ADVERTISEMENT
Usai Pertamina dan Petronas masuk, pemerintah meminta blok ini beroperasi pada 2029. Lebih cepat dari target Inpex sebelumnya 2032.
Saat ini konsorsium Blok Masela tengah mengebut finalisasi rencana pembangunan (Plan of Development/PoD), termasuk biayanya. Di dalam PoD baru ini, perusahaan juga memasukkan usulan soal pemasangan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) yang tidak ada di PoD sebelumnya.
Tambahan CCUS di Blok Masela sejalan dengan program transisi energi pemerintah. Jadi produknya akan menghasilkan gas ramah lingkungan (blue energy) "Eksekusi plan lagi dilakukan, dari sumur dan target sudah kita matangkan. Termasuk berapa yang akan diinjeksi CO2 dan yang diperbolehkan flaring," ujarnya.
Secara teknis, kata Nicke, eksplorasi gas akan dilakukan di tengah laut (offshore), sementara produksi dan penyimpanan gas secara floating di tengah laut, dan terminal LNG di daratan (onshore), termasuk fasilitas CCUS.
ADVERTISEMENT