Menteri ESDM Minta Hilirisasi Mineral Jangan hanya Diolah Setengah Jadi

15 September 2022 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan industrialisasi mineral melalui kegiatan hilirisasi terus didorong untuk memberikan manfaat maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Arifin berkata, Indonesia dianugerahi sumber daya alam (SDA) yang melimpah khususnya mineral dan batu bara. Sesuai amanat UUD 1945, SDA harus dikelola untuk kemandirian dan ketahanan pembangunan nasional, serta sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dalam Webinar Hilirisasi Minerba, Kamis (15/9), Arifin berkata pemerintah sesuai UU No 3 Tahun 2020 tentang perubahan UU No 4 Tahun 2009, mendorong hilirisasi pertambangan minerba untuk peningkatan nilai tambah dalam negeri.
"Sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, pengembangan industri nasional, dan memperkuat daya saing," katanya dalam sambutannya, Kamis (15/9).
Dia melanjutkan, kewajiban hilirisasi bertujuan untuk memberikan nilai tambah bagi hasil tambang dan memberikan hasil optimal bagi negara dan masyarakat, terutama dengan pembangunan fasilitas pengolahan atau pemurnian mineral (smelter).
ADVERTISEMENT
"Pembangunan smelter perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah dan stakeholder lain agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan sinergi dan kolaborasi yang berkelanjutan," tuturnya.
Meski begitu, lanjut Arifin, hilirisasi mineral tidak cukup ketika bijih mineral diproses menjadi bahan setengah jadi, tetapi juga harus dikemabngkan lebih jauh menjadi produk pada tahapan paling akhir dalam pohon industri.
Pengolahan nikel jadi feronikel di Antam, Kendari. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Arifin juga memaparkan, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam sumber cadangan mineral. Contohnya nikel dan cobalt yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan baterai kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Kemudian, mineral tembaga dan yang lainnya dapat diproses sampai produk akhir untuk mendukung transisi energi dari yang berbasis fosil menjadi energi bersih di masa depan.
"Namun perlu diingat, dalam mendorong industrialisasi dalam negeri memanfaatkan sumber daya mineral dan batu bara harus dilaksanakan dengan tetap mengedepankan prinsip environmental social and governance (ESG)," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Arifin menambahkan, industrialisasi mineral juga harus mengedepankan prinsip good mining practice, sehingga tidak hanya berdampak pada penerimaan negara dan masyarakat namun juga kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Dalam rangka memperingati hari jadi pertambangan dan energi ke-77, Arifin meminta para peserta webinar dapat memberikan strategi untuk pengembangan industrialisasi mineral, sehingga diharapkan menjadi pendorong dalam transformasi industri nasional.