Menteri Teten Beberkan Tantangan Target 30 Juta UMKM Go Digital di 2024

14 Juni 2021 14:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu UMKM nasabah KUR BRI. KUR BRI telah disalurkan hingga hampir 80 persen dari target tahun 2019 ini Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu UMKM nasabah KUR BRI. KUR BRI telah disalurkan hingga hampir 80 persen dari target tahun 2019 ini Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 membuat UMKM banyak yang beralih ke platform digital. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan, sejauh ini sudah ada 13,5 juta UMKM yang bisa memanfaatkan layanan digital.
ADVERTISEMENT
Teten menegaskan jumlah UMKM yang go digital harus terus didorong. Apalagi, kata Teten Masduki, nilai perdagangan di e-commerce sangat besar.
“Pemerintah sedang menargetkan di 2024 itu 30 juta pelaku umkm (go digital), artinya kita mau dorong usaha-usaha mikro kita supaya terhubung ke ekosistem digital,” kata Teten saat webinar yang digelar Kadin dan Shopee Indonesia, Senin (14/6).
Namun, Teten mengakui untuk mencapai target tersebut tidak mudah. Ia mengatakan ada tantangan yang harus diselesaikan seperti terkait literasi digital khususnya bagi pelaku usaha mikro.
Teten meminta semua pihak terkait termasuk reseller bisa membantu menyelesaikan permasalahan itu. Jumlah SDM terkadang menjadi permasalahan karena saat masuk e-commerce diperlukan juga kecepatan respons.
“Isu kedua memang berkaitan dengan kapasitas produksi. Kalau masuk ke market besar, ke unicorn skala nasional tentu mereka juga tidak bisa lama (melayani produksi),” ujar Teten.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, berbicara di hadapan pelaku UMKM. Foto: Kemenkop UKM
Teten merasa UMKM juga harus mulai terbiasa berjualan melalui media sosial. Menurutnya, media sosial bisa menjadi fase sebelum masuk ke e-commerce besar. Sebab, secara tidak langsung sudah terbiasa dengan sistem pembayaran online dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Yang ketiga isu mengenai kualitas produksi, daya saing produk. Meskipun saya meyakini banyak sekali produk UMKM yang bagus kualitasnya tinggal diperbaiki packaging-nya, branding-nya, itu sudah bisa masuk,” ungkap Teten.
Teten mengungkapkan keseluruhan detail produk juga harus disiapkan karena UMKM go digital tidak hanya ditargetkan di pasar lokal, tetapi bisa bersaing di luar negeri. Untuk itu, ia mengaku telah menggandeng marketplace atau pihak terkait dalam menyelesaikan tantangan tersebut.
“Strategi sekarang kami akan coba yang market demand-nya ada, produknya ada, tapi belum terhubung karena faktor tadi perlu ada agregasi produknya karena kecil produksi UMKM nya, terus ada yang perlu standardisasi produknya, ada yang dari aspek pembiayaan. Saya kira kalau fokus kita menyiapkan produk-produk UMKM yang bisa terhubung ke pasar global ini saya kira kita akan cepat,” tutur Teten.
ADVERTISEMENT