PLTA Balambano milik PT Vale Indonesia di Luwu Timur

Menuju Tambang Nikel Modern yang Rendah Karbon

16 November 2022 18:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTA Balambano milik PT Vale Indonesia di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Angga Sukmawijaya
zoom-in-whitePerbesar
PLTA Balambano milik PT Vale Indonesia di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Angga Sukmawijaya
ADVERTISEMENT
Air berwarna hijau tosca tumpah ruah dari pintu bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Balambano di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pada awal Agustus lalu, kumparan berkesempatan melihat langsung dari dekat Pembangkit listrik milik PT Vale Indonesia yang memanfaatkan aliran Sungai Larona, yang airnya dipasok dari tiga danau, yakni Matano, Mahalona, dan Towuti.
ADVERTISEMENT
Mulai dibangun pada 1995 dan beroperasi sejak 1999, tinggi puncak bendungan PLTA Balambano berada 167 meter di atas permukaan laut. PLTA ini bertipe Roller Compacted Concrete (RCC) dengan kapasitas tampungan air maksimum 31,5 juta meter kubik. Menggunakan dua turbin, pembangkit ini menghasilkan tenaga listrik dengan kapasitas produksi rata-rata 110 MW.
Bukan hanya PLTA Balambano, PT Vale Indonesia memiliki dua PLTA lainnya, yakni PLTA Larona yang dibangun pada 1979 dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 165 megawatt dan PLTA Karebbe yang mulai beroperasi pada Oktober 2011 dengan produksi daya listrik sebesar 90 MW.
Secara keseluruhan, dari 3 PLTA yang dikelola PT Vale Indonesia, produksi daya listriknya mencapai 365 MW. Perusahaan mencatat tiga PLTA tersebut berkontribusi hingga 94 persen dari pasokan energi terbarukan ke pabrik pengolahan nikel.
ADVERTISEMENT
Selain itu, PT Vale Indonesia juga menyalurkan 10,7 MW listrik dari tiga PLTA tersebut kepada PLN dan berkontribusi pada pendapatan daerah Kabupaten Luwu Timur melalui hibah daya listrik.
Adanya PLTA tersebut menjadi salah satu modal terbesar perusahaan mengurangi emisi karbon. PT Vale Indonesia mampu menghilangkan potensi emisi karbon hingga 1 juta ton CO2eq setiap tahunnya.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengatakan tambang ramah lingkungan menjadi visi utama perusahaan. Menurut dia, cost terbesar perusahaan adalah untuk energi terbarukan, karena sejalan dengan efisiensi karbon.
"PT Vale bukan lagi mengejar visi menjadi nomor satu. Tapi bagaimana bisa bermanfaat bagi sekitar," kata Febriany.
Direktur Utama Vale Indonesia Febriany Eddy. Foto: Instagram/@ptvaleindonesia
Penggunaan energi terbarukan dilakukan PT Vale Indonesia untuk tetap memastikan proses tambang dilakukan dengan ramah lingkungan. Sebab, kegiatan pertambangan selalu menimbulkan dampak negatif pada lingkungan yang tidak dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan lingkungan ditetapkan dalam berbagai kebijakan, target, dan inisiatif. Untuk memastikan pelaksanaan, pemantauan, pelaporan serta audit, PT Vale Indonesia memiliki Departemen Environment and Permit Management (EPM).
Hasil pengelolaan lingkungan disampaikan secara berkala kepada institusi terkait untuk memastikan kepatuhan lingkungan. Dalam Conference of Parties (COP) ke-26 pada 2021 di Glasgow, Skotlandia, Febriany memastikan komitmen PT Vale Indonesia untuk mengurangi dan menetralkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Perusahaan menetapkan target jangka pendek dengan solusi efisiensi energi dan memaksimalkan pemakaian energi terbarukan. Sementara target jangka menengah, pada tahun 2030 ditargetkan pengurangan 33 persen emisi absolut, yakni cakupan 1 dari kegiatan produksi dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), serta cakupan 2 dari pemakaian listrik. Adapun target jangka panjang adalah mencapai net zero emisi pada tahun 2050.
ADVERTISEMENT
"Kami meyakini dalam masa mendatang, transisi energi menjadi salah satu kunci yang menjamin keberhasilan mengendalikan perubahan iklim dan mencegah kenaikan suhu sesuai Perjanjian Paris," kata Febriany.
Menekan Konsumsi Energi Fosil
Aktivitas pabrik pengolahan Nikel milik PT Vale Indonesia (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Inovasi terus dilakukan. Pada tahun 2019, PT Vale mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mengintegrasikan strategi elektrifikasi. Salah satu hasilnya adalah pengoperasian electric boiler menggantikan tipe sebelumnya yang menggunakan HSFO (High Sulfur Fuel Oil) dan telah beroperasi penuh sejak Mei 2019.
Boiler merupakan alat penting dalam produksi nikel PT Vale. Uap yang dihasilkan dari perangkat ini berguna untuk proses atomisasi di tanur pengering dan tanur pereduksi, memanaskan sulfur yang digunakan pada proses reduksi dan berfungsi untuk memanaskan pipa bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020, terjadi pengurangan konsumsi bahan bakar sebanyak 59.199 barel atau setara dengan penurunan emisi karbon sebesar 28.331 ton CO2eq. Kemudian pada tahun 2021, terjadi pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 58,042 barrel atau setara dengan penurunan emisi karbon 13.548 ton CO2eq.
Inisiatif perusahaan untuk menekan karbon juga dilakukan dengan penggunaan
Modular Screening Station (MSS) untuk meminimalkan bahan bakar kendaraan. MSS merupakan Screening Station yang dapat berpindah mengikuti lokasi penambangan sehingga dalam melakukan penyaringan bijih nikel jarak tempuh berkurang, sehingga cycle yang diperoleh lebih banyak dengan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit. MSS menurunkan rata-rata jarak tempuh alat berat dari 9,6 km menjadi 7,12 km.
Pada tahun 2020, program MSS berhasil menurunkan konsumsi energi sebesar 5.752,25 GJ yang setara dengan penurunan emisi karbon sebesar 3.139 ton CO2eq. Kemudian pada tahun 2021, program MSS menurunkan konsumsi energi sebesar 8.883,01 GJ yang setara dengan penurunan emisi karbon 4.847 ton CO2eq.
Truk listrik PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang digunakan untuk mengangkut hasil tambang nikel di Blok Sorowako, Luwu Timur, Kamis (4/8/2022). Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Penggunaan Biodiesel B30 pada Alat Berat dan Light Vehicle juga terus mendorong efisiensi energi melalui beberapa upaya, di antaranya menggunakan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel yang lebih ramah lingkungan, karena mengandung Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebesar 30 persen.
ADVERTISEMENT
Total penggunaan biodiesel pada tahun 2020 77,17 juta liter, setara dengan pengurangan emisi karbon 61.600 ton CO2eq. Bahkan, Vale Indonesia pada tahun ini mulai melakukan uji coba penggunaan alat berat listrik untuk mengangkut hasil tambang nikel ke pabrik pengolahan.
Kebijakan yang diambil Vale bukan tanpa pengorbanan. Perusahaan memutuskan untuk membatalkan proyek konversi batu bara meskipun menjanjikan keuntungan USD 40 juta per tahun, guna mengurangi peningkatan emisi 200 ribu ton CO2eq per tahun.
Febriany juga menegaskan komitmennya untuk membawa prinsip keberlanjutan, termasuk menjadi perusahaan tambang yang rendah karbon ke proyek perluasan di Blok Bahodopi di Sulawesi Tengah dan Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Dua Blok tersebut rencananya bisa beroperasi mulai 2025.
ADVERTISEMENT
Untuk di Blok Bahodopi, PT Vale Indonesia bersama TISCO dan Xinhai bersepakat untuk memanfaatkan PLTG dalam fasilitas pengolahan feronikel (FeNi) yang akan dibangun.
Sementara di Blok Pomalaa Vale dan Huayou bersepakat meminimalkan jejak karbon proyek dan tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara captive sebagai sumber listrik.
Suasana pabrik pengolahan Nikel milik PT Vale Indonesia (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Selain itu pada pada seluruh area operasional PT Vale ditegaskan komitmen untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 dan kesepakatan untuk bekerja sama dalam meminimalkan emisi karbon.
“Dipastikan di sana (Blok Bahodopi dan Blok Pomalaa) tidak ada batu bara. Bahodopi sudah fix LNG. Partner sudah bersedia untuk ikut menuju rendah karbon,” kata Febriany.
Langkah Vale Indonesia mendapatkan pujian dari banyak kalangan. Misalnya Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhanas. Pada September 2022, Lemhanas melakukan kunjungan langsung ke Blok Sorowako di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas, Reni Mayerni, mengatakan Vale merupakan perusahaan tambang yang menjaga prinsip keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, menilai selama ini Vale merupakan salah satu perusahaan tambang yang sangat memperhatikan aspek lingkungan.
Menurut dia salah langkah konkret yang signifikan pada proses tambang yang ramah lingkungan adalah kebijakan perusahaan membangun 3 PLTA untuk memasok kebutuhan pabrik, bahkan juga disalurkan untuk kebutuhan listrik penduduk sekitar.
“Ini sangat mendukung langkah pemerintah dalam pengembangan green energy. Sehingga dalam operasionalnya dapat dikategorikan sebagai salah satu perusahaan pertambangan yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten