Merugi Akibat Pandemi COVID-19, KCI Minta Penyesuaian Tarif KRL

13 Juni 2020 17:42 WIB
Rangkaian KRL Commuterline melintas di samping masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Foto: ANTARA FOTO/Paramayuda
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian KRL Commuterline melintas di samping masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Foto: ANTARA FOTO/Paramayuda
ADVERTISEMENT
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengalami kerugian akibat pembatasan selama pandemi COVID-19. Selain jam operasional, jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) pun merosot.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama KCI Wiwik Widayanti mengungkapkan, pengurangan jumlah penumpang selama pandemi dibandingkan hari normal bisa sampai 5 kali lipat. Tak elak, perusahaan akhirnya mengalami kerugian sehingga mengusulkan adanya penyesuaian tarif.
"Kami biasa mengangkut 1 juta penumpang, sekarang 200 ribu per hari, ada penurunan pendapatan dari tiket dan PSO (Public Service Obligation). Kami harap pemeritah buat kebijakan untuk penyesuaian tarif dan KCI (tetap) dapat berjalan baik untuk KRL," ujar Wiwik dalam diskusi online INSTRAN, Sabtu (13/6).
Penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang, Selasa (9/6). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Wiwik tak merinci pasti berapa total kerugian yang dialami KCI. Namun, pihaknya menekankan memang ada penurunan pendapatan yang signifikan.
Hingga kini, pihaknya mengaku tengah berupaya untuk melakukan berbagai efisiensi untuk bisa menekan biaya operasional KRL. Setidaknya agar kerugian tak makin membengkak.
ADVERTISEMENT
"Kami juga melakukan efisiensi, sehingga biaya bisa kami efisiensikan, kerugian pasti ada sih, pasti ada kerugian," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, kebijakan terkait penyesuaian tarif KRL masih menjadi pembahasan.
"Kami sekarang sedang melakukan pembahasan terus," ujar dia.